Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Nilai SDM Jadi Kendala Hadapi Revolusi Industri 4.0

OJK Nilai SDM Jadi Kendala Hadapi Revolusi Industri 4.0 Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Regulator meyakini revolusi industri 4.0 akan memiliki dampak positif bagi perekonomian sebagaimana halnya revolusi industri 1.0.

"Tentunya dampak positif seperti ini diharapkan dapat terjadi kembali di era revolusi industri 4.0. Kecepatan beradaptasi yang didukung dengan penerapan teknologi menjadi prioritas utama," ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida, saat seminar Fintech di Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Saat ini kata Nurhaida, banyak perusahaan harus melakukan perubahan dengan memanfaatkan teknologi mulai dari robotic, artificial intelligence hingga pemanfaatan big data untuk dapat survive di era digital ini. Perusahaan yang tidak mau berubah, kinerjanya akan menurun bahkan dapat gulung tikar.

"Tentunya itu semua memerlukan dukungan dalam bentuk kapasitas SDM yang memadai. Namun sayangnya inilah yang menjadi kendala Indonesia. Dari data BPS pada bulan Agustus 2018, hampir 60% lebih angkatan kerja kita berpendidikan rendah, SMP ke bawah," jelasnya.

Ini tentu menimbulkan kesulitan dalam hal penguasaan teknologi tinggi dan peningkatan kemampuan analisis. Terlebih dengan era digital ini pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dan repetitif serta membutuhkan presisi, berpotensi digantikan oleh mesin atau robot.

World Bank dalam rilis Human Capital Index (HCI) bulan Oktober kemarin menempatkan Indonesia dengan HCI sebesar 0,53 atau peringkat ke-87 dari 157 negara. HCI Indonesia bahkan di bawah Malaysia 0,62; Filipina 0,55; Thailand 0,60; dan Vietnam 0,67.

"Ini tentu menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia," paparnya.

Dia meyakini, apabila kualitas SDM Indonesia dapat ditingkatkan, maka dengan adanya inovasi keuangan digital saat ini, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi “the Seventh World Biggest Economy in 2030”.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: