Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat: Serangan Kubu Jokowi-Ma'ruf Tak Bermutu

Demokrat: Serangan Kubu Jokowi-Ma'ruf Tak Bermutu Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin yang menyebut capres Joko Widodo sebagai santri menuai banyak tanggapan. Bahkan Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menyebut pernyataan Ma’ruf tersebut bagian dari politisasi agama.

Ferdinand mengatakan, kubu Jokowi-Ma’ruf sedari awal paling keras menyuarakan agar Pilpres 2019 tidak diisi dengan konten-konten politik agama. Tapi justru menjadikan simbol agama sebagai jualan politiknya.

“Ironisnya, justru ulama yang jadi wakil dan santri jadi jualan. Ini politik tak sehat dan saya pikir Ma’ruf Amin berlebihan dan cenderung bermuatan ketidakjujuran jika menyatakan Jokowi adalah santri. Mana ada santri nggak fasih mengeja Al-Fatihah," ujarnya di Jakarta, Selasa (13/10/2018).

Menurutnya, pilpres kali ini terlalu banyak diisi dengan narasi-narasi yang tidak perlu seperti perang istilah, gimmick, dan pernyataan nyeleneh. Bahkan sampai saat ini mengaku belum melihat dan mendengar solusi apa yang ditawarkan Jokowi dan Ma’ruf jika terpilih untuk lima tahun ke depan.

“Justru surplus dengan gimmick lucu, norak dan kampungan seperti naik sepeda, naik motor dan lain-lain itu sepeti narasi sontoloyo dan genderuwo. Capres cawapres apa ini?," katanya.

Ia menilai, serangan dari kubu Jokowi-Ma’ruf sama sekali tidak bermutu. Bahkan sangat inkonsisten karena memuja pencitraan tapi mencaci terhadap sebuah penilaian seseorang.

“Saya melihat serangan opini dari kubu Jokowi -Maruf, sama sekali tak bermutu. Mereka memuja pencitraan tapi mencaci sebuah penilaian seseorang terhadap seorang lain. Ini namanya inkonsisten. Standar ganda kejiwaan dalam menilai sesuatu,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: