Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penguatan Dolar Timbulkan Tekanan Baru bagi Pasar Negara Berkembang

Penguatan Dolar Timbulkan Tekanan Baru bagi Pasar Negara Berkembang Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS kembali berkibar dan membawa risiko penurunan berbagai mata uang lainnya di seluruh dunia. Indeks Dolar melonjak ke level tertinggi sejak Juni 2017 di awal pekan perdagangan ini, dan rekor terendah untuk Euro yang merosot ke level terendah sejak Juni 2017 karena apresiasi Dolar ini. Tercatat indeks dolar AS pada perdagangan Senin (12/11/2018) ditutup menguat 0,66% atau 0,637 poin di posisi 97.542.

"Reli Dolar ini akan sangat menguji ketahanan mata uang lainnya, namun risiko terbesar yang mungkin akan diperhatikan investor adalah apa dampaknya pada pasar berkembang?" ujar Jameel Ahmad, Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Dolar yang menguat kata dia adalah salah satu faktor terbesar di balik melemahnya pasar berkembang di sepanjang musim panas, dan berita bahwa Dolar mengalami reli ke level tertinggi baru akan membuat pasar mempertanyakan apakah pasar berkembang akan kembali melemah sebelum tutup tahun 2018.

Salah satu topik paling menarik untuk dipantau adalah apakah apresiasi Dolar ini cukup untuk membuat Yuan China "terjungkal" dan hampir menyentuh level tujuh psikologis terhadap Dolar AS.

"Pergerakan Dolar adalah tantangan berkelanjutan bagi pasar berkembang di sepanjang tahun ini, namun kekuatan Yuan China untuk menghindari level 7 terhadap US$ dianggap sebagai salah satu lini pertahanan terakhir bagi pasar berkembang sebelum mengalami aksi jual yang luar biasa lagi," paparnya.

Pertanyaan lainnya adalah apa yang menjadi pemicu di balik reli Dolar? Federal Reserve dan divergensi bank sentral sehubungan dengan kebijakan suku bunga ambisius Amerika Serikat adalah jawaban mudah namun mungkin tidak akurat, jika kita mengingat bahwa Fed selalu konsisten menyampaikan akan menaikkan suku bunga AS sejak beberapa saat lamanya. Kebijakan suku bunga AS sudah terefleksikan dalam harga US$ sejak dulu, artinya ada alasan lain di balik kenaikan kurs Dolar.

"Saya sendiri menganggap bahwa kenaikan ini disebabkan oleh semakin besarnya keraguan bahwa Presiden Trump mengatakan yang sesungguhnya mengenai kesepakatan dagang dengan China yang ia katakan mungkin akan segera tercapai. Walaupun kita belum melihat perubahan berarti terhadap isu ini, kita juga tidak melihat bahwa optimisme ini semakin kuat. Ini menyiratkan bahwa mungkin ini hanyalah taktik strategis sebelum rapat G-20 yang akan digelar di Argentina bulan ini," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: