Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Poster 'Raja Jokowi', PDIP Jamin Tak Beri 'Lecet' Pemasang Spanduk

Soal Poster 'Raja Jokowi', PDIP Jamin Tak Beri 'Lecet' Pemasang Spanduk Kredit Foto: Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Semarang -

PDI-Perjuangan menunggu kedatangan pihak yang bertanggungjawab terkait pemasangan atribut capres nomor urut 01, Joko Widodo yang berbusana raja yang terpajang hampir diseluruh wilayah Jawa Tengah.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, menagtakan pihaknya telah menganalisis pemasangan poster 'raja Jokowi' di Jawa Tengah. Setelah ditelusuri, tak pernah ada instruksi baik dari DPP PDIP maupun timses untuk memasang alat peraga kampanye (APK) tersebut. Karena itu pihaknya menunggu penanggung jawabnya pemasang baliho tersebut untuk datang ke DPD PDIP Jateng.

"Kalau dia datang, akan kami ajak diskusi kenapa dia pasang begini. Kami menunggu kekesatriannya. Dijamin tidak akan lecet," ujarnya di Semarang, Rabu (14/11/2018).

Selain itu, gambar 'raja Jokowi' itu dinilai Bambang tak sesuai panduan resmi yang telah ditetapkan. Karena itu, PDIP menyimpulkan pemasangan poster itu dilakukan pihak oposisi.

"Sebab substansinya tak mencerdaskan. Sebab hari ini era demokrasi. Semua jabatan publik didapatkan melalui election. Pak Jokowi adalah juga presiden pilihan rakyat. Berarti ini berusaha melecehkan kecerdasan rakyat, PDIP, dan presiden. Ini melecehkan," jelasnya.

Bambang pun membuat surat instruksi pencopotan poster 'raja Jokowi' itu. Dalam proses pencopotan, ternyata upaya pemasangan poster raja Jokowi masih terus berlanjut.  Para pemasang poster yang sempat kepergok pun akhirnya dicecar pertanyaan.

Bambang meambahkan, mereka mendapatkan arahan dari Hotel Siliwangi, Semarang dan dibayar Rp10 ribu per poster. Selain itu, juga ditemukan stiker 'raja Jokowi' di ratusan angkot di Jateng. Bahkan pengakuan para sopir, dibayar Rp100 hingga 150 ribu.

"Dibayar Rp 10 ribu per poster. Itu di luar APK. Setiap desa pasang 10. Kalau di Jateng ada 8.000 desa, berarti 80 ribu," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: