Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kencangkan Penjualan Ekspor, Cottonindo Jajal Peruntungan di Negeri Gingseng

Kencangkan Penjualan Ekspor, Cottonindo Jajal Peruntungan di Negeri Gingseng Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Bandung -

PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) di penghujung tahun ini dan tahun depan bakal fokus menggenjot penjualan ekspornya yang saat ini baru berkontribusi sebesar 10% ke penjualan. Pada 2019, perseroan menargetkan penjualan ekspor bisa naik sebesar 100-150%. Artinya, kontribusi penjualan ekspor bakal meningkat menjadi 20-25% di 2019. Namun, perseroan juga bakal tetap mempertahankan porsi dari penjualan domestik.

"Kapas kecantikan kontribusi sekitar 85%, untuk kapas medis 5%, sisanya ekspor. Kami jaga porsi di kapas kecantikan. Target ekspor kami berusaha tingkatkan. Range kalau lihat permintaan yang tidak terlayani selama ini mungkin sekitar 100-150%, jadi dua kali lipat," kata Direktur Independen sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Cottonindo Ariesta Tbk, Johan Kurniawan di Bandung, Rabu (14/11/2018).

Guna memuluskan rencana tersebut, perseroan melakukan penjajakan dengan beberapa partner, salah satunya produsen kapas asal Negeri Gingseng, Korea Selatan. 

"Kemarin ada kunjungan dari produsen kapas jadi dari Korea Selatan. Kami coba perkenalkan produk kami dan ternyata cocok," ucap Wakil Presiden Direktur sekaligus Direktur Keuangan PT Cottonindo Ariesta, Fransiskus Toni dalam kesempatan yang sama.

Menurut Toni, saat ini perseroan memproduksi tiga jenis kapas, seperti kapas kecantikan, kapas kesehatan, dan kapas setengah jadi yang diperuntukan bagi industri. Di mana produsen kapas asal Korea Selatan tersebut tertarik untuk mengimpor produk kapas setengah jadi atau bleach cotton milik perseroan. 

"Bisnis utama mereka kecantikan, jadi kami akan ekspor sliver dan spunlache, yang merupakan barang setengah jadi," terangnya. 

Sayangnya, Toni masih enggan menjelaskan lebih lanjut terkait besaran potensi penjualan yang akan diperoleh perseroan dari hasil ekspor ke Korea Selatan tersebut.

"Untuk nilai belum karena saat ini kami masih tunggu quotation dari mereka," jelasnya. 

Selain Korea Selatan, perseroan bakal mendorong penjualan ekspornya ke beberapa negara langganan yang melakukan pesanan, seperti dari Filipina, Myanmar, Australia, Hong Kong, Thailand, dan sejumlah negara lain.

Upaya mengencangkan penjualan ekspor ini terjadi setelah perseroan melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada Oktober lalu. Dari hasil IPO, perseroan mengantongi dana segar sebesar Rp45,02 miliar yang dialokasikan seluruhnya untuk ekspansi perseroan seperti pembangunan pabrik dan penambahan mesin baru.

"Kapasitas produksi kami 75 ton per bulan dengan harapan kalau semua berjalan sesuai rencana, kami harap tumbuh 30-40% seiring berjalan dengan keinginan kami kembangkan pasar ekspor. Penambahan mesin kami tahap awal 1 untuk proses sliver dan spunlache. Nilai investasi Rp10 miliar untuk mesin, lahan, dan pabrik Rp30 miliar. Itu semua dari dana IPO," pungkasnya.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitriyani
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: