Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Cool Stanley Atmadja Besarkan Mandiri Utama Finance

Strategi Cool Stanley Atmadja Besarkan Mandiri Utama Finance Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Stanley Setia Atmadja, Presiden Direktur PT Mandiri Utama Finance, memang pemain ulung di dunia multifinance (pembiayaan). Kendati punya potensi luar biasa, tapi dia tahu kapan harus berhenti, maju perlahan, atau sprint.

Lihat saja target yang dicanangkannya pada akhir tahun ini dan tahun depan. Semuanya direncanakan dengan matang dan penuh perhitungan. Padahal, Mandiri Utama Finance adalah anak perusahaan raksasa, Bank Mandiri. Berikut target yang dicanangkannya.

2016 Rp3,1 Triliun
2017  Rp7,1 Triliun
2018  Rp7 4 Triliun*
2019 Rp8,1 Triliun*

Ket= *Perkiraan

Kok, dari 2017 sampai 2018 naiknya tidak seagresif tahun sebelumnya? "Kita perlu membangun sistem, lengkap dengan SDM yang berkualitas," ujar Stanley kepada Warta Ekonomi.

Bayangkan saja, ujar Stanley, Bank Mandiri mempunyai 25 juta nasabah dengan 2.500 cabang. "Segmen pasarnya juga beragam mulai dari korporasi, middle corporate, UMKM, kementerian, sampai BUMN," cerita Stanley. Belum lagi Mandiri punya 12 anak perusahaan. Pasarnya juga besar. Menurut Stanley, dengan asumsi produk mobil sebesar 1,1 juta, diperkirakan sekitar 80% pembelian melalui kredit.

"Taruhlah 900 ribu," ujar Stanley. Nah, dengan harga rata-rata Rp250 juta per unit maka size wallet-nya sekitar Rp180 triliun. "Dengan uang muka sekitar 20% maka yang harus dibiayai sekitar Rp140 triliun lebih," hitungnya.

Bagaimana dengan sepeda motor? Stanley memperkirakan jumlah produksinya sekitar 6,5 juta per tahun. Dengan harga rata-rata Rp5 juta, dikurang down payment (DP) 20%, didapat angka sekitar Rp100 triliun. Itu hitung-hitungan untuk kendaraan baru. Bagaimana dengan kendaraan bekas?

Stanley memperkirakan wallet size-nya besar juga. "Misalkan dalam lima tahun terakhir, populasinya rata-rata per tahun 800 ribu unit. Ini saja sudah empat juta unit," ujarnya.

Dari jumlah ini, misalnya hanya 25% yang terjadi transaksi. Berarti sekitar satu juta unit, dikalikan dengan harga rata-rata Rp150 juta per unit akan didapat angka Rp150 triliun. Pasar motor bekas lain lagi. Dalam hitungan Stanley, untuk kurun waktu lima tahun ada 25 juta unit. "Kalau kita ambil 25% saja, kita dapat lima juta unit. Kalau harga rata-rata Rp15 juta, ketemu angka Rp15 triliun," ujarnya.

Memang ada satu lagi anak perusahaan Bank Mandiri bergerak di bidang multifinance, yakni PT Mandiri Tunas Finance. "Tapi dengan pasar sebesar ini, dua engine ini masih cukup makan," tandasnya.

Lagi pula, lanjutnya, secara internal mereka telah mengatur agar bersaing secara sehat. "Ada berbagai aturan di mana kami akan selalu bersinergi," tambah pria yang punya hobi otomotif ini.

Nah, ujar pria yang pernah membesarkan Adira Multifinance ini, setelah semuanya siap maka pada tahun 2020 dan seterusnya Mandiri Finance tinggal menikmati pertumbuhan dahsyat. Sebuah strategi yang cool dari seorang experienced CEO yang sudah malang-melintang di dunia multifinance ini.

Reportase: Yosi Winosa

Baca Juga: AWK Ngotot Ngantor Meski Dipecat dari Anggota DPD RI, Ini Alasannya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: