Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Dapat Kesejahteraan, Mitra Grab Cari Peruntungan di Go-Jek

Tak Dapat Kesejahteraan, Mitra Grab Cari Peruntungan di Go-Jek Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eksodus mitra driver ojek online Grab Indonesia ke Go-Jek sedang terjadi di beberapa kota termasuk di Bandung dan Jakarta. Di Bandung, sedikitnya 500 mitra ojek online Grab migrasi ke Go-Jek dengan cara mendaftar secara serempak ke kantor aplikator karya anak bangsa cabang Bandung. Terutama terjadi pada Selasa (13 November 2018).

Antrian para calon mitra Go-Jek yang hampir seluruhnya masih menggunakan almamater Grab itu mengular sejak sekitar pukul 06.00 WIB. Salah seorang mitra ojek online Grab, Iwan Siregar, yang ikut dalam antrian di Bandung menjelaskan beberapa alasan utama dia dan rekan-rekannya bermigrasi menjadi mitra Go-Jek. Salah satunya terkait aspek kesejahteraan.

”Peraturan di GRAB itu setiap bulan berubah-ubah. Insentif nggakdikeluarkan mulai tanggal 6 November kemarin,” dia mengungkapkan.

Meskipun tidak melulu mengejar insentif, kata Iwan, setidaknya hal itu sejauh ini menjadi pemacu semangat untuk menjalankan peran sebagai mitra, menarik order dari konsumen.

”Namanya driver nggak muluk-muluk cari nilai tambah. Jadi kalau misalnya ada lebihnya kita bisa nyimpen kan itu yang kita harapkan,” akunya.

Sebaliknya jika uang yang dibawa pulang ternyata kemudian pas-pasan, menurutnya, terkadang ada rasa pilu.

”Bawa (uang) pas-pasan ke rumah kan repot,” ucapnya.

Alasan lain adalah program yang mampu menyejahterakan para mitra. Grab tidak punya itu. Bahkan, kata Iwan, fasilitas asuransi pun belum pernah dia terima.

”Kalau di Go-Jek apa itu namanya (program) Swadaya ya? Itu kan nggak ada di Grab,” keluhnya.

Iwan mengaku baru menyadari produk asing tidak selalu lebih baik dari produk lokal. Maka dia merasa berbangga akhirnya bisa bergabung dengan Go-Jek.

”Hitung-hitung ini sumbangsih saya untuk Negara, karya Indonesia. Saya keluar dari perusahaan aplikasi asing,” dia berbangga.

Di Jakarta, eksodus mitra GRAB terjadi di kantor Go-Jek wilayah Kemang Timur, Jakarta Selatan, Jumat (16 November 2018). Sama seperti di Bandung, para driver yang masih menggunakan jaket dan helm Grab itu juga mengantri sejak pagi.

Tidak kalah banyak jumlahnya dibanding dengan di Bandung, para mitra Grab itu siap berganti jaket dan helm. Menjadi mitra perusahaan aplikator Indonesia.

Selain di Bandung dan Jakarta, migrasi juga terjadi di kota lain seperti terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Secara umum, alasan diungkapkan para mitra terkait aksi tersebut adalah berkaitan dengan kesejahteraan.

Saat dikonfirmasi, manajemen Go-Jek membenarkan terjadinya migrasi dari para mitra Grab di beberapa kota itu. Pihaknya juga membuka pintu bagi para mitra yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk bergabung.

”Pada dasarnya semangat kami adalah untuk membantu kesejahteraan sektor informal di Indonesia. Sebagai pelopor ride-hailing di Indonesia kami bangga dapat menjadi pilihan mitra driver untuk bersama terus melayani jutaan mitra Indonesia melalui teknologi,” VP Corporate Affairs GO-JEK, Michael Reza Say, mengungkapkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: