Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Aman, Fokus BI Kini ke Defisit Transaksi Berjalan

Inflasi Aman, Fokus BI Kini ke Defisit Transaksi Berjalan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Solo -

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, mengungkapkan bahwa fokus kebijakan BI saat ini bukan dalam ranah menjaga inflasi tapi fokus untuk menjaga Defisit Neraca Pembayaran (Current Account Deficit/CAD) agar masuk dalam kondisi sehat di angka 2,5%.

"Sampai minggu pertama November sekarang inflasi ada di 2.2% jadi tidak ada isu untuk inflasi. Kebijakan moneter sementara waktu tidak ke inflasi tapi ke CAD. Kami melihat transaksi berjalan masih harus dibantu dikurangi. CAD di tahun ini diperkirakan akan ada di bawah 3%, dari 3,3% di Triwulan IV akan turun ke 2,5%," kata dia di Solo (17/11/2018).

Dody mengatakan bahwa tingkat impor memang belum bisa ditekan maksimal. Pasalnya bagi suatu ekonomi yang tumbuh seperti yang terjadi di Indonesia memang impor yang besar konsekuensi yang haruz diterima.

"Ini adalah suatu konsekuensi dalam perekonomian yang sedang tumbuh. Maka dengan suku bunga yang terus meningkat akan berpengaruh ke investasi dan impor. Defisit transaksi berjalan akan berkurang seiring kegiatan investasi yang berkurang," tegas Dody.

Untuk itu ia juga menjelaskan bahwa BI sudah mengambil langkah-langkah yang penting untuk menjaga Defisit transaksi berjalan ini dengan kebijakan suku bunga demi membantu pemerintah. "Yang diliat investor bagaimana pemerintah bisa mengendalikan CAD. Agar mencegah imbas yang lebih besar ke nilai tukar," tuturnya.

Efek kedua, dengan menaikkan suku bunga Dody yakin hal ini akan mendorong sisi modal finansial. "Dengan suku bunga yang dinaikkan bisa mendorong hal yang lebih attractive atau menarik agar arus modal masuk. Untuk neraca pembayaran diharap tidak membesar sehingga bisa menjaga CAD. Ini faktor utama kenapa kita kendalikan suku bunga. Dengan kenaikan suku bunga ini CAD akan bisa dipangkas ke 2,5%," ucap Dody.

Sekadar informasi Bank Indonesia (BI) menaikkan lagi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate dari 5,75% menjadi 6%. BI sudah menaikkan suku bunga acuan di tahun ini sebanyak 175 basis poin.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: