Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapkan sejak Dini untuk Pensiun Kaya Raya

Oleh: Ila Abdulrahman, Financial Advisor

Siapkan sejak Dini untuk Pensiun Kaya Raya Kredit Foto: Unsplash/Caroline Hernandez
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk menyiapkan pensiun masih rendah sehingga kondisi kehidupan pensiunan jauh dari kata sejahtera. Padahal, salah satu indikator kemajuan suatu bangsa jika warga terbiasa menabung sejak muda, setidaknya untuk dana pensiun dan dana investasi tujuan keuangan lain.

Dalam artikel sebelumnya telah dibahas, kondisi pensiunan di Indonesia, dari kondisi yang tetap terpaksa harus bekerja hingga yang sejahtera. Tentunya setiap kita ingin pensiun sejahtera, bahkan lebih baik dan kaya-raya secara finansial dibanding saat produktif. Bagaimana cara mencapainya?

1. Menyadari Pentingnya Pensiun

Bagi karyawan baru, biasanya kurang bahkan tidak peduli terhadap pensiun. Mereka berpikir, "ah, masih lama ini, masih 30 tahun lagi, masih 25 tahun lagi," mendingan duitnya untuk beli ini-itu dahulu yang sifatnya ternyata barang-barang tidak perlu.

Padahal saat itulah saat yang tepat untuk berpikir dan mulai menyiapkan pensiun. Ketika sudah menikah, akan lebih berat lagi untuk menyiapkan dana pensiun karena akan ada kebutuhan lain seperti kehamilan, kelahiran, dana pendidikan anak, dan lain-lain. Pada akhirnya penyesalan datang, seandainya tahu, saya akan memulai investasi di usia 20 tahun atau lebih awal.

2. Membelanjakan Lebih Sedikit dari yang Didapatkan

Prinsipnya agar dapat berinvestasi atau menyimpan adalah dengan membelanjakan lebih sedikit dari yang didapatkan. Misal gaji Rp6 juta maka habiskan untuk biaya hidup sehari-hari maksimal sebesar Rp2,4 juta saja. Selebihnya untuk sosial, saving, dan cicilan produktif.

3. Menyimpan Lebih Awal

Menyimpan lebih awal dimaknai dengan mengalokasikan, menyisihkan saving, investasi pensiun di awal sebelum pengeluaran lain, bukan sisa dari pengeluaran. Menunggu sisa? Tidak bakal ada, ludes iya.

Berinvestasi lebih awal juga bermakna secepat mungkin, semuda mungkin, sejak saat ini, sejak gaji pertama akan memungkinkan untuk mendapatkan imbal hasil gabungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pensiun. Jumlah dana yang disimpan disesuaikan dengan gaya hidup yang diinginkan nanti saat pensiun. Jika saat ini kita belum melakukan saving, segera lakukan karena jika menunggu besok maka akan lebih terlambat lagi.

4. Menentukan Dana yang Dibutuhkan

Kita perlu menghitung jumlah dana pensiun yang dibutuhkan, yang harus dibentuk, juga dana yang harus diinvestasikan secara rutin untuk mencapainya. Anda yang akan pensiun 20 tahun lagi tentu kebutuhan dana pensiun dan dana yang harus diinvestasikan berbeda dengan yang akan pensiun 30 tahun yang akan datang.

Penghasilan yang berbeda membutuhkan dana pensiun dan investasi yang berbeda pula. Anda yang bergaya hidup, berpenghasilan Rp6 juta per bulan, tentu dana pensiun yang harusnya dibentuk dan diinvestasikan, akan berbeda dengan yang berpendapatan kurang atau lebih dari Rp6 juta.

Contohnya, yang saat ini berpenghasilan Rp6 juta perbulan, saat pensiun 30 tahun yang akan datang, butuh Rp397 juta/bulan, Rp4,764 miliar untuk pensiun di tahun pertama saja. Tahun-tahun selanjutnya tentunya akan lebih besar lagi. Dengan asumsi usia saat ini 25 tahun dan pensiun usia 55 tahun (30 tahun lagi) dan masa pensiun 15 tahun saja (usia 55 sampai 70 tahun) maka untuk memenuhi kebutuhan hidup selama masa pensiun sebesar Rp59 miliar.

Selanjutnya kalkulasi angka yang harus di-saving rutin. Besaran ini akan berbeda, meskipun terhadap dua orang berpenghasilan sama, tergantung usia, lama waktu pensiun dan karakter risiko. Untuk contoh di atas, butuh investasi antara Rp900 ribuan hingga Rp6 jutaan perbulan. Tujuannya adalah membuat sarang yang besar dengan penghasilan yang berkelanjutan hingga masa pensiun habis.

5. Menyimpan di Tempat yang Tepat

Untuk membentuk dana pensiun minimal sejumlah yang dibutuhkan, harus diinvestasikan di tempat yang tepat, apakah deposito, ORI, sukuk, reksa dana, saham, properti, atau lainnya.

Tempat yang tidak tepat menyebabkan proses pengumpulan hasil, pembentukan sarang jauh dari yang diharapkan. Miliki pengetahuan, setidaknya pelajari dan pahami ilmunya, agar tidak seperti orang berjalan tanpa arah.

Dalam hal Anda tidak mengetahui berapa yang harus diinvestasikan dan ke mana investasinya, jangan khawatir karena saat ini sudah ada profesi financial planner yang dapat membantu Anda, yang bisa Anda manfaatkan secara profesional.

Baca Juga: AWK Ngotot Ngantor Meski Dipecat dari Anggota DPD RI, Ini Alasannya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: