Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua KPU Minta Anak Buah Punya Mental yang Kuat

Ketua KPU Minta Anak Buah Punya Mental yang Kuat Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Surabaya -

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menegaskan bahwa seorang komisioner KPU tingkat provinsi hingga kabupaten/kota harus memiliki ketahanan fisik dan mental yang kuat.

"Komisioner harus mampu bekerja di dalam tekanan karena berhubungan dengan orang banyak, sebab segala kebijakan ada setuju maupun tidak sehingga dibutuhkan banyak kekuatan untuk argumentasi yang cukup," ujarnya kepada wartawan di sela memantau tes tertulis penerimaan komisioner KPU Jatim periode 2019-2024 di Surabaya, Senin.

Menjadi seorang komisioner, kata dia, juga diperlukan orang mampu bekerja sama karena setiap kebijakan yang dikeluarkan KPU bukan individual, tapi melalui rapat pleno sehingga bersifat kolektif kolegial.

"Jadi, tidak bisa diselenggarakan Pemilu dengan putusannya sendiri maka kerja sama menjadi penting karena pekerjaannya yang banyak, seperti mengurusi logistik, anggaran, organisasi, data hingga teknis," ucapnya.

Selain itu, sesuai susunan metode seleksi untuk KPU tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta berdasarkan peraturan maupun petunjuk teknis maka dibutuhkan beberapa unsur lainnya sehingga terpilih menjadi komisioner, seperti mempunyai kapasitas pemahaman tentang kepemiluan, memiliki kemampuan intelektual dan memahami persoalan.

"Dia juga harus sehat karena kerja mengurusi Pemilu membutuhkan energi besar dan memakan waktu yang cukup lama durasinya. Karena itulah dibutuhkan orang yang benar-benar sehat, baik jasmani maupun rohani," katanya.

Sementara itu, disinggung minimnya waktu transisi pergantian komisioner yang mendekati Pemilu 2019, mantan Ketua KPU Jatim tersebut optimistis akan bisa dikerjakan meski dijabat oleh nama-nama baru.

Menurut dia, Jatim dan beberapa daerah lainnya yang masa jabatan komisioner lama habis menjelang April 2019 memang memiliki tantangan lebih dan ekstra ketelitian.

"Idealnya memang seluruh proses persiapan rekrutmen personel penyelenggara Pemilu harusnya dua tahun sebelum tahapan dimulai, termasuk segala regulasinya. Tapi, kalau berkaca pada lima tahun lalu juga seperti ini maka tahun ini harusnya lebih mampu dan semakin baik," katanya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: