Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malaysia Jadi Gerbang Masuk Bawang Ilegal

Malaysia Jadi Gerbang Masuk Bawang Ilegal Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Bogor -

Malaysia menjadi pintu masuk paling pertama pendistribusian produk ilegal ke wilayah Indonesia setelah Tiongkok (China), kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Banun Harpini menyebutkan "Kalau dilihat dari negaranya, pemasukan produk ilegal yang pertama itu dari Malaysia," kata Banun di Bogor, dalam jumpa pers acara Refleksi kinerja empat tahun Barantan, Senin. Mengapa Malaysia, menurut Banun, karena Malaysia menjadi pintu masuk bagi negara lain untuk memasukkan barang-barangnya ke Indonesia. "Walau kami menyakini produk ilegal itu tidak berasal dari Malaysia," katanya.

Ia mencontohnya, kebanyakan barang ilegal yang masuk ke Indonesia komoditi paling tinggi adalah bawang merah. Malaysia diketahui bukanlah negara penghasil bawang merah. "Dan masuknya bawang merah ini memang dari Malaysia," katanya. Mudahnya barang ilegal tersebut masuk, lanjut Banun, karena Indonesai memiliki garis pantai yang panjang dan hampir semua perairannya terbuka. Seperti di pantai Timur Sumatera mulai dari Karimun sampai Jambi, adalah perairan terbuka.

"Termasuk Kalimantan juga seperti itu, yang namanya kapal-kapal klotok itu langsung masuk ke dapur-dapur rumah tangga, ini masalahnya," kata Banun. Kondisi tersebutlah akhirnya menjadikan Malaysia sebagai negara terbesar dalam kasus-kasus masuknya produk-prokduk ilegal ke Indonesia. "Tapi kami meyakini produk itu tidak dari Malaysia, hanya sebagai pintu masuk saja," kata Banun.

Negara kedua adalah China, selain masuk secara ilegal, upaya penyeludupan melalui pintu legal juga dilakukan oleh negara tirai bambu ini. Banun mencontohkan kasus tahun 2016 pemusnahan 32 kontainer buah di Surabaya, pelaku mengelabui petugas bahwa barnag yang masuk adalah buah pear karena tarifnya 0 persen. Padahal aturan ini berlaku hanya untuk tiga sampai lima layer pertama. "Ternyata di dalam kontainer itu ada jeruk mandarin, dan faktanya lagi ditemukan ada lalat buah di dalam buah yang diselundupkan tersebut," kata Banun.

Tidak hanya penyeludupan buah-buah saja, Tiongkok atau China juga cukup tinggi dalam penyeludupan benih-benih ilegal ke Indonesia. "Kasus benih juga banyak dari Malaysia," kata Banun.

Berikutnya negara yang paling tinggi distribusi penyeludupan komoditas ilegal adalah Singapura yang hampir sama seperti Malaysia karena wilayahnya paling dekat dengan perairan terbuka Indonesia.

Barantan menggandeng TNI AD dan AL serta Polri untuk melakukan pengawasan tidak hanya di pintu masuk resmi Indonesia tetapi juga di wilayah perbatasan. Upaya perlindungan terhadap sumber daya keanekaragaman hayati Indonesia perlu dilakukan karena kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat masuknya barang-barang ilegal ini tidaklah sedikit. Contoh potensi kerugian dari pemasukan 240 ton benih bawang putih di Indonesia, apabila sempat ditanam di 240 hektare lahan adalah Rp18 sampai dengan Rp50,4 miliar rupiah dari dari produksi.

"Belum lagi biaya pemulihannya dari serangan hama, butuh waktu tahunan," kata Banun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: