Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Pemahaman Kode Etik Laut China Selatan (2)

Pentingnya Pemahaman Kode Etik Laut China Selatan (2) Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam kesempatan lain, pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Bandung Teuku Rezasyah mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk memiliki pemahaman yang sama terhadap "Code of Conduct" dalam mengupayakan perdamaian di Laut China Selatan untuk membiasakan saling berkonsultasi dan tidak saling mengkritik.

"Di internal ASEAN harus ada kesepahaman terkait 'Code of Conduct' itu," ujarnya.

Indonesia mengupayakan agar ASEAN tidak terbelah menjadi pro-China dan pro-status quo. "Di eksternal ASEAN yaitu membangun 'Code of Conduct' (CoC), sehingga menghargai prinsip-prinsip Freedom of Navigation, serta Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (Zopfan) yang sejalan dengan prinsip-prinsip Hukum Internasional, ASEAN Charter, Piagam PBB, dan UNCLOS," katanya.

Selain itu, negara-negara anggota ASEAN harus mencegah terjadinya kontak militer yang membahayakan yang kemungkinan terjadi antara anggota ASEAN dengan China dan antara China dengan negara lain di luar anggota ASEAN.

"Indonesia harus meyakinkan China bahwa ASEAN hanya bersedia berunding secara kolektif dan menolak perundingan bilateral," kata dia.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam setiap latihan militer di Laut Filipina Barat yang merupakan bagian dari Laut China Selatan, yang disengketakan karena akan menciptakan gesekan dan provokasi terhadap China.

"Saya katakan China sudah memiliki dan Laut Filipina Barat sekarang ada di kendali mereka. Jadi mengapa Anda harus membuat gesekan dengan menggelar kegiatan militer di wilayah yang disengketakan itu," ujar Rodrigo Duterte di sela-sela KTT ASEAN ke-33, Kamis (15/11/2018).

Duterte mengaku tidak keberatan semua orang pergi berperang. Namun Filipina akan menjadi yang pertama menderita apabila ada tembakan di situ.

"Itu adalah satu-satunya kepentingan nasional saya di sana. Tidak ada yang lain," ujar dia.

Filipina dan China memiliki klaim yang tumpang tindih di Laut China Selatan, bersama dengan Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei.

Sementara itu, Duterte akan melakukan yang terbaik untuk mendorong penyelesaian kode etik (COC) di Laut China Selatan.

Duterte mengatakan bahwa negara-negara lain harus menerima kenyataan bahwa China berada di perairan yang disengketakan.

"Semua negara baik itu Amerika Serikat harus menyadari bahwa China ada di sana. Jadi jika Anda terus menciptakan gesekan dan salah perhitungan, maka keadaan malah akan bertambah buruk," ujar dia.

Sementara itu, Malaysia mendukung perdamaian di Laut China Selatan dengan tidak meningkatkan ketegangan di sengketa di sana.

"Kami sepakat tentang cara tidak meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan," kata Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di sela-sela temu puncak ke-33 ASEAN, Kamis lalu.

Cara tidak meningkatkan ketegangan antara lain tidak membawa kapal perang, kebebasan pelayaran di Laut China Selatan, serta jaminan keamanan penerbangan di laut bersengketa itu.

Malaysia memahami perlunya kebutuhan akan keamanan di kawasan sedangkan kebutuhan akan keamanan dapat diselesaikan dengan kapal patroli sederhana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: