Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda Capres Jangan Ribut, Tegas Kiai Ma'ruf

Beda Capres Jangan Ribut, Tegas Kiai Ma'ruf Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Calon wakil presiden nomor urut 02, KH Ma'ruf Amin menegaskan berbeda pandangan politik tidak harus membuat perpecahan. Ia mengatakan hal tersebut justru harus tetap jadi penyemangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa selama ini sudah terbina dengan baik.

"Berbeda capres tidak perlu bertengkar. Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan kepada kita untuk saling mencintai. Bagimu capres mu, bagi kami capres kami. Beda capres tapi kita harus tetap saling toleransi," katanya di Medan, Selasa (20/11/2018).

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa besar, dimana semuanya saling berkaitan dalam berbagai perbedaan. Namun, perbedaan tersebut selama ini justru sudah menjadi harmoni yang terbina dengan baik dengan menjunjung tinggi rasa toleransi.

Ibarat tubuh, kata dia, kalau satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain juga akan merasakan sakit. Demikian juga dengan bangsa ini meski berbeda suku, agama, tetapi tetap saling menjaga, saling menyayangi dan saling melindungi satu sama lain.

"Kita kembangkan terus ukhuwah Islamiah, karena saudara sesama bangsa dan negara serta sesama umat manusia. Kita diciptakan Allah SWT yang saling berpasangan dan berkembang menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling menyayangi. Mudah-mudahan itu tetap bisa kita jaga selamanya," katanya.

"Sesuatu bisa rukun kalau dibangun di atas sikap saling pengertian. Kalau saling pengertian, jangankan benar, salah pun bisa dimengerti. Jangan dibalik, jangan saling menyalahkan. Kalau kita saling menyalahkan, tentunya tidak baik untuk kita semua," katanya lagi.

Terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ia mengatakan Muhammad adalah tokoh perubahan yang tiada bandingan di dunia. Sebab, hanya dalam waktu 23 tahun, Nabi Muhammad mampu mengubah masyarakat Arab dari zaman jahiliah ke zaman kebaikan.

"Padahal sebelumnya masyarakat di sana tidak tahu mana baik mana buruk. Mereka diubah menjadi masyarakat yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk," katanya pula. 

"Rasulullah melakukan itu dengan santun tanpa kekerasan, sehingga yang diajak merasa diperlakukan dengan hormat. Nah itu lah yang harus kita contoh. Mari saling nasihat menasihati, jangan saling memaki. Mari saling merangkul, bukan memukul," katanya lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: