Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Memilih Setia dengan Mohammad Bin Salman (MBS)

Trump Memilih Setia dengan Mohammad Bin Salman (MBS) Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Donald Trump bersumpah pada Selasa (21/11/2018) untuk tetap menjadi "mitra setia" dari Arab Saudi meskipun dirinya pernah mengatakan bahwa Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mungkin tahu tentang rencana untuk membunuh wartawan Jamal Khashoggi bulan lalu.

Menentang tekanan kuat dari anggota parlemen AS untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Arab Saudi, Trump justru mengatakan dirinya tidak akan membatalkan kontrak militer dengan kerajaan Arab Saudi.

Dia mengatakan akan menjadi langkah "bodoh" yang hanya akan menguntungkan Rusia dan China, pesaing Amerika Serikat di pasar senjata jika menjatuhkan sanksi kepada Arab Saudi.

Trump mengatakan badan-badan intelijen AS masih mempelajari bukti seputar pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober dan siapa yang merencanakannya. Sejak pembunuhan itu, Trump telah mengambil berbagai posisi tentang bagaimana bereaksi, termasuk kemungkinan adanya sanksi.

Tetapi pada Selasa, Trump menekankan pembelian senjata Arab Saudi dan perannya dalam menjaga harga minyak dunia tetap rendah sebagai faktor yang mempengaruhi keputusannya.

“Ini semua tentang, bagi saya, sangat sederhana. Ini adalah 'America First', Saya tidak akan menghancurkan ekonomi dunia dan saya tidak akan menghancurkan ekonomi negara kita dengan menjatuhkan sanksi 'bodoh' ke Arab Saudi," tuturnya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/11/2018).

Berbicara di Gedung Putih untuk wartawan sebelum berangkat ke Florida, Trump mengatakan tentang kemungkinan bahwa putra mahkota Saudi memiliki andil dalam pembunuhan Khashoggi.

Komentarnya justru bertentangan dengan CIA, yang percaya kematian Khashoggi diperintahkan langsung oleh putra mahkota, penguasa de facto Arab Saudi yang dikenal luas dengan inisialnya, MbS.

Trump dituduh oleh anggota parlemen Demokrat merusak lembaga intelijennya sendiri dan gagal menghadapi Arab Saudi karena kekejaman hak asasi manusia.

“Hak asasi manusia lebih dari sekadar frasa, itu harus berarti melakukan sesuatu. Dan itu berarti berdiri dan mengutuk pembunuhan oleh pemerintah asing. Setiap orang yang memainkan peran dalam pembunuhan ini harus bertanggung jawab,” ungkap Senator Dianne Feinstein.

Anggota parlemen Demokrat dan Republik telah mendesak Trump untuk menjatuhkan dukungannya untuk MbS ??atas kasus Khashoggi, tetapi presiden telah enggan melakukannya.

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: