Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Luncurkan Brand Patin Probiotik 'Pangasius'

KKP Luncurkan Brand Patin Probiotik 'Pangasius' Kredit Foto: Yosi Winosa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) meluncurkan Brand Pangasius (patin) "Indonesian Pangasius-The Better Choice di sela pameran Seafood Show of Asia  dan SIAL Interfood.

Peluncuran Brand yang didukung SMART-Fish, Program dari UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) dilakukan untuk memperkenalkan brand patin di pasar dalam negeri dan ASEAN, setelah sebelumnya di-launching pada Pameran SEAFEX Dubai 30 Oktober 2018.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto, menyatakan brand "Indonesian Pangasius-The Better Choice" merepresentasikan produk pangasius Indonesia yang lebih baik dari para pesaingnya. Salah satu alasan utamanya adalah karena pangasius Indonesia dikembangkan dengan probiotik, bukan dengan antibiotik sehingga menjadi pilihan yang sehat. Selain itu, pangasius Indonesia dibudidayakan di kolam dengan air tanah yang bersih dengan kepadatan yang lebih rendah.

"Kita ingin berorientasi ekspor makanya menggunakan bahasa inggris. Vietnam sudah pakai brand Dori. Produksi Patin tahun 2017 lalu sudah 450.000 ton, terbesar keempat di dunia, nomor satu Vietnam 1,3 juta ton. Produksi kita selama ini masih diserap lokal saja sehingga harapannya kita bisa ekspor dan meningkatkan produktivitas ke depan," kata dia di Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Industri ikan pangasius Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang pesat dilihat dari produksi yang terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir dari 33.000 ton di tahun 2006 menjadi 437.000 ton di 2016. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu produsen ikan pangasius terbesar di dunia. Selama ini industri ikan pangasius Indonesia banyak memenuhi kebutuhan di pasar dalam negeri.

Pangasius fillet menduduki posisi sebagai produk yang populer di ritel modern untuk konsumen rumah tangga, industri jasa makanan hotel, restoran, catering (horeca) dan penerbangan. Namun adanya impor produk fillet pangasius ilegal yang mengandung Sodium Tri Polyphosphate (STPP) melebihi ambang batas dan maraknya penggunaan misslabeling Brand “Dory” (patin Vietnam) yang saat ini telah dilarang di beberapa negara importir, sedikit banyaknya mengganggu tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk pangasius nasional.

Dengan identitas brand nasional ini, diharapkan APCI terus berkomitmen untuk memberikan jaminan kualitas produk pangasius (patin) Indonesia baik dari segi keamanan pangan maupun kesesuaian spesifikasi produk yang diminta oleh para pembeli di dalam dan luar negeri.

Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia, Suhadi, menambahkan, patin probiotik sudah sangat terkenal di masyarakat Indonesia namun selama ini belum memiliki brand tersendiri. Justru brand dari negara lain seperti Dori yang lebih dikenal di restoran-restoran misalnya. Dengan dikenalkannya brand Pangasius dapat mendorong industri patin secara umum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: