Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinergi Pemerintah, Akademisi, dan Industri dalam Penguatan SDM di Perguruan Tinggi

Sinergi Pemerintah, Akademisi, dan Industri dalam Penguatan SDM di Perguruan Tinggi Kredit Foto: Forum Merdeka Barat (FMB) 9
Warta Ekonomi, Surabaya -

Melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri di era pemerintahan Jokowi, penguatan sumber daya manusia (SDM) di perguruan dan produk inovasi terus meningkat. Geliat positif tersebut muncul dari sejumlah perguruan tinggi dan pemerintah daerah di Jawa Timur.

Penguatan riset di Kemenristekdikti dalam rangka daya saing bangsa. Daya saing bangsa arus kita dorong terus yaitu peningkatan SDM. Sekarang dalam pemerintahan Jokowi-JK menurut Global Competitiveness Report terkait daya saing bangsa Indonesia sudah mencapai peringkat ke-36 dari peringkat 41 sebelumnya

Demikian disampaikan Menristekdikti, Mohamad Nasir dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Membangun Indonesia Dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah", bertempat di Ruang Hayam Wuruk, Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Kamis (22/11/2018).

Menteri Nasir menerangkan, dulu peranan perguruan tinggi selama ini asyik dengan dunia sendiri yaitu memang terjadi proses pembelajaran dan pengajaran tapi tidak mampu mengimplementasi dengan hasil risetnya.

Ia mencoba membandingkan dengan riset dan penelitian di Iran yang selama 2004-2014 sudah mampu menghasilkan produk startup hingga 1.000. Sedangkan, ketika dirinya menjadi menteri hanya ada sembilan.

"Pada tahun 2015 sekarang menjadi 25, pada 2016 sampai 203. Kami pada Pemerintahan Jokowi mencapai angka pada 2018 yaitu 956, ini bisa masuk dalam industri. Kerja sama dengan industri sangat penting, harapan saya pada 2019 bisa 1.000," jelas Menristekdikti.

Dijelaskan, beberapa hasil inovasi dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian ini sekarang sudah masuk calon perusahaan pemula bidang teknologi (CPPBT) yang siap masuk ke industri.

Sejauh ini, Kemenristekdikti telah fokus mengembangkan penelitian yang memiliki daya saing pada 10 sektor antara lain teknologi pangan, informasi dan teknologi, transportasi (darat, laut dan udara), kesehatan,

Misalnya soal pengembangan teknologi pangan. Pusat penelitian kopi dan kakao ada di Jember, Jawa Timur. Ini merupakan hasil dari Science Techno Park di Jember.

"Dulu Swedia mengimpor kopi dari AS, lalu ditawarkan agar mengambil kopi langsung dari Indonesia. saat ini jika dulu pembibitan kopi dari biji dan batangnya, kini sudah bisa dikembangkan dari daun. Riset membuat bibit dari daun hingga 2 juta bibit," jelas Menteri Nasir. 

Salah satu inovasi dari Jawa Timur adalah produk motor listrik yang dibesut oleh para ahli dari Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Kecanggihan motor listrik ini bisa dikebut sampai kecepatan 100 km/jam dan speedometer bisa dipakai untuk telepon pintar (smartphone). Produk ini rencananya akan produksi massal pada awal 2019. Pabriknya disiapkan di Sentul, Jawa Barat.

"Yang tidak kalah penting adalah sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri. Menjadi penting akademisi, birokrat, dan industri. Ini contohnya, PT INKA, industri kereta di Madiun yakni LRT. Sudah beroperasi di Palembang, yaitu dari bandara ke Jakabaring, ini dibuat ITS di Surabaya, sudah menyerupai LRT di Eropa," imbuh Menristekdikti.

Satu hal, jumlah hasil penelitian dan riset Indonesia sejak 2015 di kawasan Asia Tenggara juga terus melonjak dan sudah melewati Thailand dan sudah nomor dua di bawah Malaysia.

Sementara itu, Pemerintah juga memberikan kebijakan afirmasi bagi kelompok tidak mampu melalui pemberian beasiswa Bidikmisi untuk menempih pendidikan di perguruan tinggi. Program Bidikmisi pada 2018 ditargetkan sebanyak 368.961 orang, sedangkan alokasi untuk Jatim ditargetkan sebanyak 63.147 orang. Posisi Triwulan III 2018 capaian penerima Bidikmisi untuk Nasional 302.764 dan penerima untuk Jatim sebanyak 47.899 orang di wilayah Surabaya, Madura, Malang, Pacitan hingga Banyuwangi.

"Jika ada anak yang susah membiayai kuliah agar lapor ke Kemenristekdikti sehingga tidak boleh ada anak gagal kuliah termasuk anak-anak di wilayah terluar, terdepan dan perbatasan."

Adapun, Kemenristekdikti mengupayakan agar sistem pembelajaran bagi mahasiswa tak mampu melalui sistem daring (online) agar mereka tetap bekerja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: