Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Penurunan Pertumbuhan, Pelaku Bisnis Perhotelan Perlu Sinergi dengan Pemerintah

Atasi Penurunan Pertumbuhan, Pelaku Bisnis Perhotelan Perlu Sinergi dengan Pemerintah Kredit Foto: Vasa Hotel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan bisnis perhotelan pada kuartal III 2018 lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari tumbuh senilai 5,58% menjadi 4,31%. Beragam faktor mempengaruhi penurunan tersebut, baik secara internal maupun eksternal.

Pada Rabu (21/11/2018), Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira mengatakan, faktor tersebut, antara lain jumlah wisatawan asing tidak meningkat dengan signifikan, fenomena alam seperti meletusnya Gunung Agung, gempa Palu dan Lombok. Hal-hal itu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Bhima melanjutkan, "Untuk negara di Asia ada faktor pelemahan kurs. Persaingan bisnis perhotelan juga semakin ketat pascamunculnya hotel-hotel kecil dan Airbnb. Harga pun makin ketat, pengusaha hotel tidak bisa mendapatkan marjin untung yang terlalu tinggi."

Untuk kembali mendorong perkembangan bisnis perhotelan, terutama di industri 4.0, pelaku bisnis harus berinovasi. Otomatisasi di beberapa peran, seperti resepsionis. Lalu, adopsi digitalisasi dalam promosi, misal pemasaran via channel e-commerce dan media sosial. Sumber Daya Manusianya (SDM) pun harus diasah agar dapat menyesuaikan perkembangan teknologi.

"Inovasi dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM. Artinya, pelaku usaha perhotelan harus memberikan waktu dan biaya yang lebih besar untuk training dan peningkatan skill tenaga kerja," jelas Bhima melalui pesan tertulis kepada Warta Ekonomi.

Selain pelaku industri, pemerintah berperan untuk mendorong perkembangan bisnis perhotelan di Indonesia. Pertama, memperbarui kualitas kurikulum SMK, sehingga lulusannya cocok dengan kebutuhan industri 4.0, serta menambah jumlah sekolah vokasi di bidang perhotelan.

"Peran lain, peningkatan kualitas infrastruktur internet, sehingga bisnis perhotelan semakin tersebar di pelosok daerah," kata Bhima.

Ia pun menyarankan pemerintah untuk memberikan insentif perpajakan bagi pelaku hotel yang tergabung dalam jaringan platform digital. Terakhir, tingkatkan jaringan sistem pembayaran digital melalui layanan fintech.

"Seperti kasus di Bali, adopsi fintech Wechat Pay menggunakan QR Code diminati turis dari Cina. Seharusnya pemain sistem pembayaran lokal didorong untuk kerja sama dengan travel agent, toko souvenir, hotel, dan merchant lain," sebut Bhima.

Melalui sinergi antara pelaku industri dan pemerintah, industri perhotelan diharapkan dapat berkembang ke arah yang lebih baik, khususnya menjelang era industri 4.0.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: