Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impor Bahan Bakar Mineral ke Sulsel Capai US$392,18 Juta

Impor Bahan Bakar Mineral ke Sulsel Capai US$392,18 Juta Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor sejumlah komoditas asing ke Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga Oktober 2018 menembus US$981,23 juta. Impor Sulsel terbesar berasal dari komoditas bahan bakar mineral yang mencapai US$392,18 juta, disusul gandum-ganduman (US$111 juta), serta gula dan kembang gula (US$104,26 juta).

Masih merujuk data BPS, bahan bakar mineral merupakan komoditas yang paling dominan masuk ke Sulsel setiap bulan. Bahkan, periode Oktober 2018, impor bahan bakar mineral pun yang tertinggi mencapai US$41,23 juta atau setara 46,68% dari total impor Sulsel sebesar US$88,32 juta.

Kepala Bidang Statistik Distribusi, BPS Sulsel, Akmal mengungkapkan, bahan bakar mineral memang menjadi komoditas utama yang diimpor Sulsel.

"Lima komoditas utama yang diimpor pada Oktober 2018, yaitu bahan bakar mineral, ampas atau sisa industri makanan, pupuk, gandum-ganduman, serta besi dan baja," ucapnya di Makassar.

"Sebagian besar impor didatangkan dari Singapura, Tiongkok, Argentina, dan Australia. Untuk Singapura pada Oktober 2018 ini, proporsinya mencapai 45,98%," sambung dia.

Secara keseluruhan untuk Oktober tahun ini, nilai impor Sulsel sebenarnya mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan. Khusus untuk bulanan, terjadi penurunan 12,99% dari US$101,50 juta pada September menjadi US$88,32 juta pada Oktober. Sedangkan untuk tahunan, penurunannya bahkan mencapai 13,01%.

"Nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel pada Oktober 2018 tercatat mencapai US$88,32 juta. Angka ini mengalami penurunan 12,99% bila dibandingkan nilai impor September 2018 yang mencapai US$101,50 juta. Selaras dengan itu, capaian Oktober 2018 tercatat mengalami penurunan sebesar 13,01% dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$101,53 juta," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: