Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi SMSI dan Kemenpar dalam 'Jurnalisme Ramah Pariwisata'

Kolaborasi SMSI dan Kemenpar dalam 'Jurnalisme Ramah Pariwisata' Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar focus group discussion (FGD) yang mengusung tema "Jurnalisme Ramah Pariwisata", Sabtu (24/11/2018). FGD tersebut turut dihadiri oleh media online, pelaku pariwisata, dan perwakilan organisasi kepemudaan.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Saketi, menjelasan bahwa gerakan jurnalisme ramah pariwisata, sejak 24 Oktober lalu, telah dicanangkan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, di Jakarta.

"FGD hari ini adalah FGD gerakan jurnalisme ramah pariwisata pertama di daerah. Nantinya kami akan menggelar FGD tahap tiga di Lombok. Setelah itu diharapkan lahir buku pedoman jurnalisme ramah pariwisata," ujarnya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/11/2018).

Dikatakan Guntur, SMSI bersama Kemenpar akan terus bergandengantangan karena pariwisata membutuhkan ruang hidup yang aman dan nyaman. Berkenaan dengan hal itu, Ketua Umum SMSI, Auri Jaya, sependapat bahwa pers berperan peting  dalam publikasi pariwisata.

"SMSI menaungi 300 media online, dan pada bulan ini sedang melakukan verifikasi media-media untuk menjadi konstituen dewan pers," ungkap Auri. 

Dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah, Dadang Somantri, mengatakan Provinsi  Jawa Tengah saat ini tengah memicu dan memacu pariwisata yang diwujudkan dalam perbaikan infrastruktur akses pariwisata dan penambahan hotel.

"Saya meminta agar para jurnalis membuat berita yang keren dan isinya enak dibaca, agar masyarakat tertarik untuk lebih tahu seluk beluk wisata alam dan budaya. Saya menunggu kontribusi teman-teman pers untuk kemajuan wisata Jateng dalam berbagai produk," tandasnya.

Dadang melanjutkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membutuhkan karya-karya yang mampu menarik kedatangan masyarakat ke objek wisata. 

"Kolaborasi media dan pemprov adalah sebuah keharusan," tegasnya.

FGD di Semarang kali ini, merupakan FGD kedua, setelah sebelumnya, Kemenpar dan  SMSI sukses  mengegelar FGD pertama di Hotel Sari Pan Pasific,  Jakarta, Rabu (24/10/2018) lalu.

FGD di Semarang ini diisi oleh empat narasumber berkompeten, yaitu Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih; Kepala Disporapar Jawa Tengah, Urip Sihabudin; Ketua DPD Asita Jawa Tengah, Joko Suratno; dan Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud NS.

Di akhir sesi, Ganjar Pranowo berkesempatan mengaku sangat mengapresiasi forum yang diinisiasi SMSI dan Kementerianpar ini.

"Saya pernah memaparkan di luar negeri tentang kearifan lokal di Indonesia saat bencana tiba. Mereka mengatakan, oh Indonesia mistik ya. Saya katakan, tidak, itu bisa diuji secara ilmiah," katanya.

Salah satu ritual yang ia pernah amati adalah saat Gunung Merapi mengeluarkan wedhus gembel. Saat hewan-hewan di gunung turun karena merasakan hawa panas, juru kunci Merapi justru berdoa dengan caranya masing-masing.

"Jadi hal-hal inilah yang ingin kita angkat. Kita ingin agar bencana tidak selalu dilihat dari sisi yang menyeramkan, tapi ada hal-hal unik lainnya," jelas Ganjar sembari menutup forum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: