Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terdampar di Pantai Terpencil Selandia Baru, 145 Paus Tewas Mengenaskan

Terdampar di Pantai Terpencil Selandia Baru, 145 Paus Tewas Mengenaskan Kredit Foto: Reuters/Anthony Phelps
Warta Ekonomi, Selandia Baru -

145 paus tewas imbas terdampar di bagian terpencil pulau kecil Selandia Baru, pihak berwenang menyatakan pada Senin (26/11/2018).

Ratusan paus terdampar itu ditemukan oleh pejalan kaki akhir Sabtu pekan lalu di Pulau Stewart, 30 km di lepas pantai selatan Pulau Selatan Selandia Baru.

Setengah dari paus sudah mati dan karena kondisi ikan paus yang tersisa dan lokasi yang terpencil dan sulit diakses, keputusan untuk melakukan tindakan 'euthanasia hewan' diambil untuk sisanya.

"Sayangnya, kemungkinan paus yang tersisa untuk kembali ke lautan sangat rendah," ungkap Ren Leppens, manajer operasi Departemen Konservasi di Pulau Stewart, seperti dikutip dari Channel NewsAsia, Senin (26/11/2018).

"Lokasi terpencil, kurangnya personil di dekatnya dan kondisi ikan paus yang memburuk berarti hal yang paling manusiawi lakukan adalah melakukan euthanasia.

"Namun, itu selalu merupakan keputusan yang menghancurkan hati," tambahnya.

Itu adalah salah satu dari empat fenomena yang ditemukan di pantai Selandia Baru selama akhir pekan.

Paus terdampar relatif umum di pantai Selandia Baru, dengan departemen konservasi menanggapi rata-rata 85 insiden per tahun, kebanyakan dari hewan tunggal.

Pada Minggu (25/11/2018), 10 paus pembunuh pygmy terdampar di sekitar pantai 90 mil di bagian atas pantai utara. Dua paus meninggal dan upaya akan dilakukan pada Selasa (27/11/2018) untuk mengembalikan paus yang selamat ke laut.

Seekor paus sperma yang terdampar di dekat Doubtless Bay meninggal semalam pada hari Sabtu, sementara mayat paus sperma pygmy betina ditemukan di Ohiwa di pantai barat Pulau Utara.

Alasan meninggalnya paus dan lumba-lumba tidak sepenuhnya diketahui tetapi faktor-faktornya dapat mencakup penyakit, kesalahan navigasi, fitur geografis, ombak yang jatuh dengan cepat, dikejar-kejar oleh predator, atau cuaca ekstrim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: