Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Metro TV, Jokowi Bahas Hijrah dan Pil Pahit

Di Metro TV,  Jokowi Bahas Hijrah dan Pil Pahit Kredit Foto: Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo mengibaratkan perbaikan perekonomian prosesnya seperti pil pahit yang harus diminum agar bisa menjadi bangsa yang sehat, produktif, kompetitif dan efisien.

"Memang kadang-kadang apa yang kita hasilkan tidak instan, tidak bisa langsung kita nikmati. Itulah pil, kadang-kadang pahit, sakit, tapi harus minum," kata Jokowi saat bicara dalam acara ulang tahun ke-18 MetroTV di Jakarta, Senin malam.

Jokowi menyebutkan, pada awal-awal pemerintahannya ekonomi Indonesia tertekan, harga-harga komoditas seperti batubara, sawit, karet, anjlok karena memang ekonomi dunia yang juga dalam posisi menurun.

"Masa 'booming' minerba sudah selesai. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain bagi ekonomi Indonesia untuk harus berubah," katanya.

Untuk itu, kata Jokowi, pemerintahannya harus memperbaiki pondasi-pondasi ekonomi selama 4 tahun.

"Kita bekerja keras membangun pondasi-pondasi baru. Kita semua ingin bangsa ini hijrah. Hijrah dari yang konsumtif ke yang produktif. Kita ingin hijrah menuju bangsa yang produktif, efisien, dan kompetitif," katanya.

Presiden mengatakan, tanpa ini (hijrah), maka sangat berat untuk bersaing dengan negara-negara lain. Namun, ditegaskannya bahwa apa yang dihasilkan tidak instan atau tidak bisa langsung dinikmati.

"Kembali lagi tadi dari yang konsumtif jadi produktif, subsidi BBM yang presentasenya 82 persen justru dinikmati kalangan masyarakat atas. Ini yang 2014 kita pangkas, untuk produktif, bangun jalan, bangun airport, bangun jalan-jalan tol, dari sini kita mulai untuk membangun pembangkit tenaga listrik," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: