Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Pesimis AS-China Dapat Temui Kata Sepakat di KTT G20 Argentina

Jokowi Pesimis AS-China Dapat Temui Kata Sepakat di KTT G20 Argentina Kredit Foto: Antara/POOL
Warta Ekonomi, Jakarta -

Joko Widodo menyatakan jika dirinya pesimis bahwa Amerika Serikat dan China akan menyelesaikan sengketa perdagangan mereka ketika para pemimpin dua negara terbesar di dunia tersebut bertemu di KTT G20 di Argentina pada akhir pekan ini.

"Saya mengharapkan keajaiban selama pertemuan G20, bahwa mereka akan datang bersama, tetapi perasaan saya adalah mereka tidak akan melakukannya," tuturnya.

"Washington dan Beijing, diwakili oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Presiden Xi Jinping, masing-masing saling berselisih paham selama pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Port Moresby pekan lalu," ungkap Jokowi, seperti dikutip dari Channel NewsAsia, Selasa (27/11/2018).

"Indonesia telah berusaha untuk memediasi antara keduanya selama pertemuan APEC, tetapi pada sore hari jelas bahwa kedua raksasa itu tidak menemui kata sepakat," ujar presiden.

"Ini adalah pertama kalinya dalam 29 tahun APEC, pertemuan APEC tidak menghasilkan sebuah komunike bersama," ungkap Jokowi di sebuah forum di Jakarta yang dihadiri oleh kepala eksekutif perusahaan Indonesia.

"APEC menunjukkan bahwa perang dagang antara AS dan China kemungkinan akan berlanjut," ujarnya.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin lalu jika dirinya berharap untuk menaikkan tarif impor senilai 200 miliar dolar AS di Cina menjadi 25 persen dari 10 persen saat ini dan mengulangi ancamannya untuk menjatuhkan tarif pada semua impor yang tersisa dari China.

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal menjelang pertemuannya dengan presiden China, Trump mengatakan sangat tidak mungkin dia akan menerima permintaan China untuk menunda kenaikan tarif, karena akan berlaku pada 1 Januari.

Trump, yang akan bertemu Xi di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires, mengatakan bahwa jika negosiasi tidak berhasil, ia juga akan mengenakan tarif pada sisa impor Cina.

Di forum Jakarta, Presiden Jokowi mendesak para CEO Indonesia untuk menghadapi tantangan global dengan mencari peluang ekspor.

"Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G20, kemungkinan tidak akan menjadi salah satu ekonomi yang paling terpukul oleh perang perdagangan karena perannya yang relatif kecil dalam rantai pasokan global," menurut para analis.

Tapi pasar keuangannya telah menderita karena para investor mengurangi selera risiko mereka tahun ini, sebagian karena perang perdagangan.

Awal tahun ini, rupiah mencapai level terlemahnya sejak tahun 1998, tetapi baru-baru ini telah mengalami penguatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: