Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keikutsertaan Ahok di Kampanye, Bisa Bahayakan Jokowi

Keikutsertaan Ahok di Kampanye, Bisa Bahayakan Jokowi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah bebas dari penjara, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikabarkan bakal kembali terjun ke politik. Bahkan disebut-sebut akan bergabung dengan partai PDI-Perjuangan.

Founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyarankan agar Ahok beristirahat sejenak dari politik praktis. Juga sebaiknya tidak ikut serta dalam kegiatan kampanye capres Joko Widodo.

"Untuk jangka pendek, sebaiknya Ahok istirahat dulu. Masih terlalu berisiko mengikutsertakan Ahok dalam kampanye. Lebih lagi kalau itu digoreng pihak lawan. Jadi sebaiknya Ahok tidak diikutsertakan," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Alasannya, Ahok butuh waktu untuk 'memulihkan diri' selepas menyelesaikan masa tahanannya. Karena itu, Denny menilai kehadiran Ahok justru berisiko bagi Jokowi.

"Dia harus membuat success story setelah keluar dari tahanan dan yang paling bisa jabatan yang diangkat," katanya.

Ia menjelaskan, dalam jangka pendek sebaiknya Ahok tidak terlibat di politik. Kemudian dalam jangka menengah, Ahok bisa masuk ke politik lewat penunjukkan. Misal Ahok diangkat presiden sebagai menteri.

"Jabatan yang pas untuk dia jabatan yang diangkat. Misalnya menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, keras untuk perbuatan yang bersih. Jabatan yang berurusan dengan pemberantasan korupsi. The right man on the right place untuk memberantas korupsi, di samping korupsi memang gila-gilaan di Indonesia," jelasnya.

Setelah itu, lanjut Denny, Ahok bisa kembali masuk di politik pemilihan. Bahkan bisa saja ikut serta lagi dalam pemilihan bupati/wali kota dan gubernur.

"Jangka anjang baru dia bisa datang ke pemilihan bupati, walkot, maupun gubernur. Namun tidak presiden. Karena presiden atau wapres terlalu sensitif untuk dia. Dia figur pemimpin yang pas untuk isu-isu pemberantasan korupsi," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: