Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank of England: Bisnis di Inggris Tak Siap Hadapi Brexit

Bank of England: Bisnis di Inggris Tak Siap Hadapi Brexit Kredit Foto: Antara/Stefan Wermuth
Warta Ekonomi, London -

Dunia bisnis Inggris dinilai tidak siap untuk menghadapi draft Brexit yang berakhir tanpa kesepakatan meskipun mereka bertahun-tahun telah mengantisipasi hal tersebut, Bank of England (BOE) memperingatkan pada Rabu (28/11/2018).

"Survei dan bukti lain menunjukkan bahwa banyak bisnis Inggris belum siap dalam perencanaan untuk transisi yang tiba-tiba ke aturan perdagangan baru," bank sentral mencatat dalam laporan barunya yang menguraikan dampak ekonomi potensial dari Brexit di bawah skenario yang berbeda, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (29/11/2018).

Gubernur Bank of England Mark Carney menyoroti beberapa angka kasar terkait dengan :

1. Kurang dari 50% bisnis yang berbasis di Inggris yang baru memulai membuat rencana darurat untuk potensi Brexit tanpa kesepakatan.

2. Kurang dari 20% usaha kecil di Inggris yang baru mempersiapkan rencana darurat dari Brexit.

3. Hingga 250.000 bisnis tidak pernah menyelesaikan formulir pernyataan bea cukai, yang akan diperlukan setelah Brexit yang berakhir tanpa kesepakatan untuk melanjutkan perdagangan dengan Uni Eropa.

4. 11 dari 12 proyek utama untuk menggantikan sistem perbatasan Inggris yang penting mungkin tidak dapat terlaksana tepat waktu untuk Brexit pada Maret 2019.

 

Menjadi dilema yakni mitra dagang terbesar Inggris adalah notabene Uni Eropa, yang telah menyediakan pasar untuk sekitar 44% dari seluruh ekspor barang dan jasa Inggris, dan memasok lebih dari setengah impornya.

Perdagangan saat ini antara kedua belah pihak berjalan tanpa gesekan, dengan pemeriksaan perbatasan yang tidak terlalu ketat.

Namun, semua kemudahan itu semua bisa sirna jika Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa persetujuan Brexit yang disetujui. Ada peringatan tentang antrean yang berjalan bermil-mil ketika pelabuhan berjuang dengan potensi pelambatan di perbatasan.

Perdana menteri Theresa May sedang berjuang untuk meyakinkan mayoritas anggota parlemen untuk menyetujui perjanjian Brexit-nya dengan Uni Eropa dalam pemungutan suara yang dijadwalkan 11 Desember.

Banyak yang khawatir itu membuat Inggris terlalu dekat dengan Uni Eropa, sementara yang lain lebih memilih tidak ada Brexit sama sekali.

Jika anggota parlemen tidak menyetujui proposal May, hal itu meningkatkan risiko bahwa Inggris dapat dipaksa untuk melakukan kesepakatan Brexit yang tidak berbelit-belit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: