Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Bob Sadino, Dikira Tukang Sampah di Pelataran Kantornya Sendiri

Kisah Bob Sadino, Dikira Tukang Sampah di Pelataran Kantornya Sendiri Kredit Foto: Instagram/bobsadino
Warta Ekonomi, Jakarta -

Suatu pagi, ada seorang wanita yang kira-kira lahir pada 1940-an berpenampilan menarik bersama anaknya. Wanita tersebut membawa anaknya memasuki daerah perkantoran sebuah perusahaan yang masih terbilang sepi, karena jam kerja belum dimulai. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk duduk di pelataran gedung perkantoran tersebut untuk sarapan. Setelah selesai menyantap sarapannya itu, sang wanita tersebut pun membuang sampahnya sembarangan.

Tak lama, ada seorang kakek tua yang berpakaian sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendeknya sambil memegang gunting. Kakek tersebut adalah pengusaha yang selalu berpenampilan sederhana, Bob Sadino, yang sudah meninggal tiga tahun silam. Melihat sampah yang dibuang wanita tadi, si kakek itu akhirnya menghampirinya dan memungut sampahnya untuk kemudian membuangnya ke tempat sampah.

Hari demi hari pun berlalu, wanita itu kembali datang ke pelataran kantor dan kembali menngulangi perbuatannya; membuang sampah sembarangan. Dengan respon yang sama, sang kakek itu pun memungut sampah yang dibuang si wanita dengan sabar untuk kemudian dibuangnya ke dalam tempat sampah.

"Nak, lihat itu, kalau kamu enggak sekolah dengan benar, nanti masa depan kamu hanya seperti itu, jadi tukang sampah," ucap wanita itu kepada anaknya dengan lantang sambil menunjuk sang kakek.

Mendengar ucapan itu, akhirnya si kakek ini menghampiri wanita dan anaknya sambil meletakkan gunting dan berkata, "permisi ini taman pribadi, bagaimana cara Anda bisa masuk kemari?"

Dengan congkak, wanita itu pun menjawab, "Aku adalah calon manajer yang dipanggil oleh perusahaan ini," katanya.

Tidak lama kemudian setelah percakapan itu terjadi, datanglah seorang pria yang merupakan karyawan dari perusahaan tersebut datang menghampiri si kakek dan berkata, "Pak presiden direktur, saya hanya mau mengingatkan saja, rapat sebentar lagi akan segera dimulai."

"Baik. Oh iya manajer, saya usulkan, wanita ini tidak cocok untuk mengisi posisi apapun di perusahaan ini ," kakek itu berkata sambil melirik ke arah wanita yang membawa anaknya.

Sebelum pergi untuk rapat, sang kakek itu jongkok sambil mengusap kepala anak wanita itu dan berkata, "Nak, di dunia ini yang paling penting adalah bagaimana caranya menghormati orang lain. Siapapun dia, baik direktur atau pun tukang sampah sekalipun," dengan senyuman manis ia mengatakannya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: