PMI Manufaktur ASEAN Membaik Per November 2018

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi bisnis sektor manufaktur ASEAN mengalami perbaikan marginal pada kondisi operasional di November 2018. Hal tersebut tercatat dalam hasil survei yang disusun oleh IHS Markit terhadap tujuh negara peserta survei, yaitu Vietnam, Filipina, Myanmar, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Ekonom IHS Markit, David Owen, mengungkapkan bahwa headline PMI pada bulan November lalu meningkat ke posisi 50,4, di mana pada bulan sebelumnya tercatat pada posisi 49,8. Menurutnya, peningkatan tersebut mengakhiri penurunan kinerja sektor manufaktur ASEAN dalam sepuluh bulan terakhir, meskipun dalam taraf yang kecil.

“Tingkat pertumbuhan masih lemah dibandingkan bulan sebelumnya pada tahun ini karena permintaan secara keseluruhan naik hanya pada kisaran kecil,” ungkap David dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (03/12/2018).

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa output selama bulan November ini bertumbuh dengan lima dari tujuh negara peserta survei mencatat perbaikan tingkat produksi. Adapun lima negara yang dimaksud meliputi Vietnam, Filipina Myanmar, dan Indonesia.

IHS Markit mencatat, pertumbuhan output tersebut menyebabkan pelaku manufaktur ASEAN menaikkan aktivitas pembelian (input) untuk pertama kali dalam tiga bulan pada bulan November lalu.

“Vietnam dan Filipina mencatat pertumbuhan pada pembelian input dengan perusahaan menyoroti persiapan untuk persiapan untuk beban kerja mendatang,” lanjutnya.

Meskpiun ada pertumbuhan kecil pada output, IHS Markit mencatatkan ada penurunan pada inventori pembelian di seluruh negara ASEAN selama 21 bulan berturut-turut.

IHS Markit menambahkan, biaya output memang bertumbuh, namun hasil survei mencatat tidak ada satu pun negara peserta survei yang mengalami penurunan harga jual.

“Melihat ke depan, kepercayaan diri terhadap perkiraan bisnis di seluruh perusahaan manufaktur ASEAN membaik ke posisi tertinggi dalam enam bulaan pada bulan November,” tutupnya.