Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi Jakarta Meningkat Jelang Akhir Tahun

Inflasi Jakarta Meningkat Jelang Akhir Tahun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mendekati akhir 2018, inflasi DKI Jakarta mengalami kenaikan. Inflasi ibukota pada November 2018 tercatat sebesar 0,30% mtm, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (0,27% mtm), maupun terhadap rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,15% mtm). Dengan demikian, laju inflasi ibukota tercatat sebesar 2,66% ytd atau 3,33% yoy.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Trisno Nugroho mengatakan, inflasi terutama disebabkan kenaikan harga bahan makanan. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,62% mtm dan berkontribusi sebesar 0,11% terhadap inflasi November 2018.

"Kenaikan harga kelompok bahan makanan terutama disebabkan meningkatnya harga cabai merah dan beras, seiring dengan berkurangnya pasokan yang masuk ke DKI Jakarta dari berbagai daerah sentra," jelasnya di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Selain itu, masuknya musim hujan turut menyebabkan turunnya produktivitas ayam petelur, sehingga pasokan berkurang dan menyebabkan harga telur ayam ras juga meningkat.

"Untuk menahan laju kenaikan harga beras lebih jauh, pemerintah melakukan operasi pasar beras tipe medium di Pasar Induk Beras Cipinang pada pertengahan November," papar Trisno.

Kemudian, inflasi DKI Jakarta juga disumbangkan oleh kenaikan harga bensin nonsubsidi dan tarif angkutan udara. Kenaikan harga bensin nonsubsidi, seperti pertamax dan pertamina dex pada Oktober 2018, masih memberikan dampak lanjutan terhadap kenaikan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan pada November 2018.

"Selain harga BBM nonsubsidi, kenaikan harga tarif angkutan udara juga turut memiliki andil dalam mendorong inflasi kelompok ini," ungkap dia.

Menjelang akhir tahun, kegiatan ekonomi terutama korporasi, cenderung tinggi yang juga diikuti aktivitas perjalanan ke luar kota. Aktivitas tersebut terutama terjadi pada November, dan diperkirakan mereda ketika memasuki minggu ketiga Desember. Dengan kondisi ini, permintaan masyarakat akan jasa penerbangan untuk keperluan berpergian keluar kota meningkat.

"Permintaan akan jasa transportasi diperkirakan tetap tinggi pada Desember, namun akan lebih didominasi untuk kegiatan berlibur dalam rangka menyambut Natal dan tahun baru. Berbagai perkembangan tersebut membawa kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,15% mtm," terangnya.

Kenaikan harga barang-barang yang tergabung pada kelompok sandang dan kesehatan, juga turut mendorong inflasi pada November 2018. Tren kenaikan harga emas internasional telah memicu naiknya harga emas perhiasan di Jakarta. Kondisi tersebut selanjutnya mendorong kenaikan harga secara umum pada kelompok sandang, yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56% mtm.

"Pada kelompok kesehatan, kenaikan harga barang terutama berasal dari barang-barang perawatan jasmani dan kosmetik, seperti sabun mandi, pasta gigi, dan parfum. Berbagai perkembangan harga tersebut menyebabkan kelompok kesehatan mencatat inflasi sebesar 0,84% mtm," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: