Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPW Desak Jokowi Minta Maaf atas Kasus Penembakan di Papua

IPW Desak Jokowi Minta Maaf atas Kasus Penembakan di Papua Kredit Foto: Antara/Marius Frisson Yewun
Warta Ekonomi, Papua -

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Presiden Jokowi harus segera minta maaf atas kasus pembantaian terhadap 31 pekerja di Yigi, Nduga di Jalur Trans Papua dan segera mencopot Kapolda Papua karena tidak mampu menjaga keamanan proyek strategis tersebut.

IPW menilai, apa yang terjadi di Yigi adalah kasus pembantaian dimana dalam dua hari, Sabtu (30/11/2018) dan Minggu (1/12/2-18) 31 pekerja telah terbunuh. Kasus ini menunjukkan lemahnya koordinasi pemerintah dalam menjaga keamanan Papua, khususnya terhadap pekerja yang sedang mengerjakan proyek ambisius Jokowi, yakni Jalur Trans Papua.

"Lemahnya koordinasi ini terlihat dari pernyataan Jokowi yang mengatakan daerah Nduga adalah daerah merah, sementara Kadiv Humas Polri mengatakan daerah aman. Ini jelas membuat publik bingung. Mengingat Jokowi sebagai presiden mengatakan Nduga adalah daerah merah, lalu kenapa pengamanan terhadap pekerja tidak maksimal? Atas kecerobohan inilah Jokowi harus minta maaf  dan harus segera mencopot Kapolda Papua," ujar IPW dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

IPW mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa sesungguhnya yg terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa tertembak, dan bagaimana kronologisnya.

"Melihat apa yg terjadi di Yigi, itu adalah sebuah pembantaian paling keji yang pernah terjadi di Papua dan itu merupakan kado hitam akhir tahun 2018 kepada Polda Papua sbg pihak yg bertanggung jawab dlm bidang keamanan di propinsi paling timur Indonesia," sambung IPW.

Ironisnya, lanjut IPW, aksi penyerangan tiga hari berturut turut itu terbiarkan. Sabtu dan Minggu kelompok bersenjata membantai pekerja. Lalu Seninnya kelompok itu menyerang Pos Yonif 756/Yalet dan membunuh satu TNI.

"Dimana intelijen Polda hingga kelompok itu bisa bebas selama tiga hari melakukan pembantaian?" tanya IPW.

Melihat kejadian ini strategi dan kinerja Kapolda Papua patut dipertanyakan, apalagi jika mengingat di era kapolda sebelumnya kasus pembantaian seperti ini tidak pernah terjadi.

"IPW berharap kasus ini segera diungkap dan pelakunya harus segera ditangkap untuk diproses hukum. IPW juga berharap, Presiden Jokowi tidak sekadar menggagas proyek ambisius Trans Papua tapi juga bisa menjamin nasib para pekerjanya hingga tidak dibantai secara sadis seperti di Yigi," tutup IPW.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: