Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saran Pengamat Medsos: Tim Kedua Capres Bersatulah Lawan Hoaks Kosmetik

Saran Pengamat Medsos: Tim Kedua Capres Bersatulah Lawan Hoaks Kosmetik Kredit Foto: Komunikonten
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa hari belakangan, media mengabarkan sejumlah artis seperti Via Vallen, Nella Kharisma, dan Nia Ramadhani dipanggil Kepolisian karena mempromosikan kosmetik oplosan Derma Skin Care di media sosial (medsos).

Menyikapi isu ini, pengamat medos, Hariqo Wibawa Satria dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi menyatakan bahwa sebenarynya hoaks di bidang kecantikan sudah lama dan sudah beberapa kali terjadi. Banyak hoaks di bidang bisnis terjadi sebelum hoaks dari bidang politik marak.

"Banyak akun anonim memberikan testimoni produk A terbukti sangat bagus, tujuannya produk tersebut dibeli masyarakat. Salah satu kecenderungan masyarakat adalah membaca testimoni sebelum membeli produk, sementara mereka sulit membedakan testimoni asli dan bukan. Berbagai cetak layar percakapan antara pembeli dan penjual digunakan untuk meyakinkan calon pembeli. Nah, cetak-cetak layar ini harus diperiksa, utamanya produk kecantikan, peninggi badan, pemutih kulit, obat kuat, dan lain-lain," kata dia sebagaimana tertulis dalam keterangan resminya, Senin (10/12/2018).

Dia menilai selama ini fokus kampanye antihoaks didominasi soal politik. Untuk itu, kasus promosi kosmetik ilegal oleh artis harus dijadikan pelajaran agar kampanye antihoaks di bidang kecantikan, kesehatan, dan bidang lain juga disampaikan dalam berbagai kesempatan dan forum literasi media.

"Tim medsos Jokowi-Maruf dan tim Prabowo-Sandi dapat bersanding atau bekerja sama mengkampanyekan antihoaks di bidang kecantikan dan kesehatan karena ini kepentingan nasional. Tim medsos kedua capres juga harus bersatu, kompak dalam kasus pembunuhan pekerja di Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), ini soal kepentingan nasional. KKB atau para teroris di Papua akan senang jika kita terbelah menyikapi ini. Ada isu yang kita harus bertanding gagasan, ada yang harus kita jadikan musuh bersama. Ini harus dibedakan dan membutuhkan keteladanan," jelas Hariqo.

Hariqo pun mengimbau para artis, influencer, manajer artis yang mengelola medsos artis untuk lebih berhati-hati mencari tambahan penghasilan dari medsos.

"Meskipun Anda dibayar mahal mempromosikan sebuah produk kecantikan di medsos. Namun jika produk itu merusak kesehatan, maka masyarakat dan negara akan membayar mahal juga untuk berobat. Akan lebih baik jika akun-akun medsos dengan pengikut besar tersebut membantu sukarela promosi UMKM," imbaunya.

Selain itu, dia juga meminta pihak Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Google, dan lainnya, untuk melibatkan diri, dengan cara seperti tidak mengabulkan permintaan iklan dari produk kecantikan, kesehatan yang belum memiliki izin.

"Pengusaha medsos harus menjelaskan bagaimana cara kerja medsos dalam mencegah hoaks di bidang kesehatan, kecantikan, dan lain-lain," tegas Hariqo.

Terakhir, dia mendesak pemerintah untuk segera mengumumkan legalitas setiap produk kecantikan kepada masyarakat, terutama kementerian terkait untuk gencar melawan penyebaran hoaks ini yang sudah meresahkan masyarakat.

"Tim medsos Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemenkominfo, Kemendikbud, dan lain-lain agar lebih pro-aktif lagi di garda depan pemberantasan hoaks, khususnya di bidang kesehatan dan kecantikan," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: