Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Program Kemandirian Pesantren Ala Bank Indonesia

Tiga Program Kemandirian Pesantren Ala Bank Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia melihat ada peluang pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui lembaga pesantren. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa lembaga pesantren di Indonesia merupakan suatu keunikan dan keunggulan terhadap negara lain dalam hal pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. 

Perry mengatakan, pesantren bukan hanya menjadi lembaga pendidikan, melainkan juga menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kemandirian ekonomi. Setidaknya, SDM dan daya juang pesantren jika dikombinasikan dengan kemampuan wirausaha dan pemberdayaan ekonomi pesantren, semua itu dapat menjadi kekuatan pesantren sebagai basis arus ekonomi Indonesia. 

“Kunci kemandirian pesantren adalah pada pendirian unit usaha dan komunikasi bisnis antarpesantren untuk pemenuhan kebutuhan dan pembinaan, khususnya dari pesantren yang maju kepada yang sedang berkembang,” kata Perry dalam rilis BI yang diterima di Jakarta, Selasa (11/12/2018). 

Menyiasati hal itu, Perry menyebutkan ada tiga program pengembangan kemandirian ekoomi pesantren dalam mendukung pesantren menjadi basis arus ekonomi Indonesia. 

“Pertama, pengembangan berbagai unit usaha berpotensi yang memanfaatkan kerja sama antarpesantren. Kedua, mendorong terjalinnya kerja sama bisnis antrapesantren melalui penyediaan virtual market produk sekaligus business matching. Ketiga, pengembangan holding pesantren dan penyusunan standardisasi laporan keuangan,” tambah Perry. 

Perry melanjutkan, program ketiga tersebut dapat dilakukan melalui sistem SANTRI, yaitu Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia. Sistem tersbeut dapat dapat digunakan oleh setiap unti pesantren, begitu kata Perry. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: