Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hanya Separuh Warga Singapura Dapatkan Cukup Tidur di Malam Hari

Hanya Separuh Warga Singapura Dapatkan Cukup Tidur di Malam Hari Kredit Foto: File/Reuters
Warta Ekonomi, Singapura -

Hanya setengah dari orang dewasa di Singapura mendapatkan cukup tidur di malam hari, menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar YouGov dirilis pada Selasa (11/12/2018).

Sementara orang dewasa rata-rata harus mendapatkan antara tujuh dan delapan jam tidur setiap hari, nyatanya hanya 48 persen orang dewasa Singapura yang melakukannya.

Data, berdasarkan survei terhadap 1.022 warga Singapura, menunjukkan bahwa empat dari 10 orang dewasa tidur kurang dari tujuh jam setiap malam.

“Dalam kota metropolis yang serba cepat seperti Singapura, hanya sekitar setengah dari penduduknya yang mendapatkan cukup istirahat. Yang paling mengkhawatirkan adalah warga Singapura yang berpenghasilan rendah memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk tidur kurang dari empat jam setiap malam,” ungkap Jake Gammon, kepala kawasan Asia-Pasifik YouGov Omnibus, seperti dikutip dari Channel NewsAsia, Selasa (11/12/2018).

Survei, yang dilakukan bulan lalu, menemukan bahwa sementara 3 persen orang Singapura tidur kurang dari empat jam, proporsi ini dua kali lipat di antara mereka dengan pendapatan rumah tangga bulanan kurang dari S$4.000.

Selain itu, tiga perempat warga Singapura juga bangun setidaknya sekali setiap malam, survei menemukan.

"Ketika orang Singapura berusia 55 tahun kualitas tidur mereka tampaknya justru membaik, menunjukkan tuntutan pekerjaan bisa menjadi penyebab kurangnya jam tidur di malam hari," kata Gammon.

Lebih dari separuh responden (53 persen) juga mengatakan mereka tidur dengan "chou chou" atau objek kenyamanan seperti boneka mainan atau selimut keamanan, survei menemukan.

Perempuan lebih cenderung tidur dengan objek yang nyaman di angka 61 persen dibandingkan dengan pria di 44 persen.

Mereka yang berusia antara 25 dan 34 lebih cenderung menggunakan objek kenyamanan (61 persen) dibandingkan dengan mereka yang berusia 55 tahun ke atas (32 persen).

Namun, tidak ada indikasi bahwa mereka yang tidur dengan objek yang nyaman memiliki jam tidur yang lebih baik atau lebih lama daripada mereka yang tidak, studi mencatat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: