Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Aji Mumpung' di Tengah Perang Dagang (1)

'Aji Mumpung' di Tengah Perang Dagang (1) Kredit Foto: File/Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal tahun 2018 merupakan klimaks dari perseteruan Amerika Serikat dan China sekaligus antiklimaks pada tatanan ekonomi global yang menolak hambatan-hambatan. Pecahnya perang dagang AS-China tidak bisa dihindari setelah meja-meja perundingan gagal menghasilkan kesepakatan.

AS menuduh China berulang kali melakukan tindakan tidak fair dalam berniaga sehingga menyebabkan negara adidaya itu mengalami defisit perdagangan hingga 375 miliar dolar AS pada 2017.

AS merasa dicurangi oleh China karena hanya bisa mengekspor 130 miliar dolar AS. Tidak sebanding dengan impor AS dari China yang mencapai 506 miliar dolar AS pada tahun lalu itu.

Belum lagi laporan AS terhadap China terkait pelanggaran hak kekayaan intelektual ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Puncaknya terjadi pada 22 Januari 2018, saat Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 30 persen terhadap panel tenaga surya. Tarif tersebut akan dikurangi hingga 15 persen, tapi setelah empat tahun kebijakan tarif 30 persen tersebut berjalan.

Tentu saja kebijakan perdana Trump soal tarif itu membuat China sebagai negara pemimpin dunia di bidang panel surya berang tidak ketulungan.

Kebijakan AS masih berlanjut dengan pengenaan tarif 20 persen terhadap 1,2 juta unit mesin cuci pertama yang diimpor dari China pada 2018.

China kembali meradang dengan kebijakan tersebut karena pada 2016 saja ekspor mesin cuci ke AS telah menghasilan 425 juta dolar AS.

Lalu sebanyak 1.300 kategori barang impor dari China, termasuk komponen pesawat, baterai, panel televisi, peralatan kesehatan, satelit, dan beragam senjata masuk dalam kebijakan pengenaan tarif baru Trump.

Beijing sepertinya sudah habis kesabarannya sehingga mau tidak mau melakukan tindakan balasan terhadap seteru baru di bidang ekonomi itu.

Sedikitnya 128 jenis produk AS, seperti alumunium, pesawat terbang, mobil, daging babi beku, dan kedelai dikenai tarif 25 persen oleh China. Demikian halnya dengan buah-buahan, kacang, dan pipa baja dari AS dikenai biaya masuk sebesar 15 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: