Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daftar Serangan 'Berdarah' di Prancis sejak 2015

Daftar Serangan 'Berdarah' di Prancis sejak 2015 Kredit Foto: File/Dailiy Mail
Warta Ekonomi, Paris -

Strasbourg adalah kota terakhir di Prancis yang diguncang oleh serangan mematikan setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke pasar Natal yang terkenal pada Selasa (11/12/2018) sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.

Berikut ini adalah rekap serangan militan yang telah menewaskan lebih dari 245 orang di seluruh Prancis sejak penembakan Charlie Hebdo di tahun 2015.

 

2018

- 12 Mei: Seorang pria dengan menggunakan pisau dan meneriakkan "Allahu akbar" (Tuhan yang terbesar) ditembak mati oleh polisi di pusat kota Paris setelah dia membunuh satu orang dan melukai empat orang, yang kemudian mendorong penyelidikan teror lebih lanjut.

Warga negara Prancis yang lahir di republik Rusia Chechnya berada pada apa yang disebut "file S" dari orang-orang yang diduga memiliki pandangan radikal yang dapat menimbulkan risiko keamanan, meskipun ia tidak memiliki catatan kriminal.

- 23 Mar: Pria bersenjatan bernama Radouane Lakdim membunuh empat orang di kota-kota selatan Trebes dan Carcassonne, termasuk polisi Letnan Kolonel Arnaud Beltrame yang dipuji sebagai pahlawan karena menggantikan tempat seorang sandera.

Lakdim kemudian ditembak mati oleh polisi setelah aksi baku tembak.

 

2017

- 1 Oktober: Seorang warga Tunisia berusia 29 tahun menangis dan meneriakkan "Allahu Akbar" dan membunuh dua wanita muda dengan pisau di stasiun kereta api utama di kota Marseille selatan.

Ahmed Hanachi kemudian ditembak mati oleh tentara yang sedang berpatroli. Serangannya diklaim oleh kelompok Negara Islam atau Islamic State Al(IS).

- 20 April: Seorang mantan narapidana berusia 39 tahun menembak mati seorang polisi yang sedang bertugas dan melukai dua lainnya di jalan Champs-Elysees Paris.

Pria bersenjata yang diidentifikasi bernama Karim Cheurfi dibunuh oleh polisi dan sebuah catatan yang memuji Islamic State ditemukan di samping tubuhnya, dan IS juga mengaku bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan Cheurfi.

2016

- 26 Juli: Dua remaja menggorok leher seorang pendeta berusia 85 tahun di depan lima jamaah di gerejanya di kota barat Saint-Etienne-du-Rouvray.

Abdel Malik Petitjean dan Adel Kermiche, keduanya berusia 19 tahun, dibunuh oleh polisi. Aksi brutal keduanya diklaim oleh Islamic State. Kedua remaja itu telah bersumpah setia kepada kelompok itu dalam sebuah video.

- 14 Juli: Seorang warga Tunisia membajak truk melalui kerumunan besar yang sedang berkumpul untuk acara kembang api di Hari Bastille yang bertempat di Promenade des Anglais di kota Mediterania, Nice. Serangan itu membunuh 86 orang dan melukai lebih dari 400 orang.

Sopir yang diidentifikasi bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel, (31), ditembak mati oleh pasukan keamanan. Islamic State juga mengklaim bertanggungjawab atas aksi yang dilakukan Bouhlel.

- 13 Juni: Larossi Abballa, (25), menggunakan pisau untuk membunuh seorang polisi dan rekannya di rumah mereka di Magnanville, barat Paris, di depan putra mereka yang masih muda.

Abballa kemudian dibunuh oleh tim polisi SWAT, tetapi telah mengklaim aksi pembunuhannya di media sosial atas nama Islamic State.

2015

- 13 November: Prancis dilanda serangan teror terburuk dalam sejarahnya. Jihadis Islamic State yang dipersenjatai dengan senapan serbu dan bahan peledak menyerang di luar pertandingan sepak bola Prancis-Jerman di stadion nasional, kafe Paris, dan gedung konser Bataclan dalam serangan terkoordinasi yang menewaskan 130 orang dan lebih dari 350 orang terluka.

- 21 Agustus: Penumpang mencegah aksi pertumpahan darah di kereta Thalys berkecepatan tinggi dari Amsterdam ke Paris, dengan menangkap seorang pria yang menembaki wisatawan. Dia dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov, pistol otomatis, dan pemotong kotak.

Pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai Ayoub El Khazzani, seorang warga negara Maroko berusia 25 tahun, yang dikenal dengan layanan intelijen untuk kaitan dengan gerakan Islam radikal.

- 26 Juni: Prancis Yassin Salhi, (35), membunuh dan memenggal kepala bosnya dan menampilkan kepala yang terpenggal, dikelilingi oleh dua bendera ISIS, di pagar pabrik gas di Saint-Quentin-Fallavier di Prancis tenggara. Dia mencoba meledakkan pabrik, namun dengan cepat ditangkap. Dia kemudian melakukan aksi bunuh diri di sel penjara.

- 19 April: Sid Ahmed Ghlam, seorang mahasiswa IT asal Aljazair, ditangkap karena dicurigai membunuh seorang wanita yang ditemukan tertembak mati di mobilnya, dan merencanakan serangan terhadap sebuah gereja di pinggiran kota Paris, Villejuif.

Jaksa mengatakan mereka menemukan dokumen tentang Al-Qaeda dan Islamic State di rumahnya, dia juga telah berhubungan dengan seorang jihadis yang dicurigai di Suriah tentang serangan terhadap sebuah gereja.

- 3 Februari: Seorang pria bersenjata pisau menyerang tiga tentara yang menjaga pusat komunitas Yahudi di Nice. Penyerang berusia 30 tahun, bernama Moussa Coulibaly yang kemudian ditangkap. Di dalam tahanan, ia mengungkapkan kebenciannya kepada Prancis, polisi, militer, dan Yahudi.

- 7-9 Januari: Dua pria bersenjatakan senapan Kalashnikov menyerbu kantor mingguan satir Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang.

Seorang polisi wanita tewas di luar Paris pada hari berikutnya, sementara seorang pria bersenjata mengambil sandera di sebuah supermarket Yahudi, empat di antaranya terbunuh. Para penyerang tewas dalam aksi tembak-menembak dengan polisi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: