Bersama Baznas, Kimia Farma Salurkan Kembali Bantuan Kesehatan ke Sulteng

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma kembali menyalurkan bantuan di bidang kesehatan ke Sulawesi Tengah pascagempa dan tsunami lebih dari dua bulan yang melanda daerah tersebut. Bantuan kemanusiaan sebesar Rp150 juta untuk korban disalurkan dengan menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan hari ini, Rabu (12/12/2018) di Kantor Pusat Kimia Farma, Jalan Veteran Nomor 9, Jakarta Pusat. Hadir dalam acara tersebut, Direktur Umum dan Human Capital Kimia Farma, Arief Pramuhanto dan Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta.

"Kimia Farma berkomitmen turut serta dalam membantu pemulihan saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Bantuan ini merupakan wujud kepedulian Kimia Farma untuk meringankan beban para korban, khususnya persoalan kesehatan. Kami harus pastikan saudara-saudara kita sehat, sehingga bisa kembali beraktivitas dengan semangat," ujar Arief Pramuhanto.

Setelah berlalunya bencana alam tersebut, masyarakat bersama pemerintah, relawan, dan berbagai institusi telah melangsungkan berbagai pemulihan. Perbaikan dilakukan di berbagai aspek, mulai dari bidang infrastruktur, pendidikan, penanganan pengungsi, dan kesehatan.

Adapun bantuan kesehatan tersebut berupa klinik darurat dalam bentuk kontainer yang akan ditempatkan di Masjid Agung Darussalam, Kota Palu. Di samping itu, Kimia Farma melengkapi layanan kesehatan dengan pemberian bantuan obat-obatan.

Sebelumnya, pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, Kimia Farma turut bergerak cepat meringankan beban para korban dengan mendirikan posko kesehatan di beberapa titik, penyaluran bantuan obat-obatan dan logistik.

"Kami berterima kasih kepada Kimia Farma atas kepercayaannya menyalurkan donasi kemanusiaan melalui Baznas. Bentuk pelayanan kesehatan ini penting, melihat banyak sekali warga yang mengalami luka-luka akibat gempa dan tsunami. Tentu pelayanan kesehatan ini masih terus dibutuhkan masyarakat di Sulawesi Tengah," kata Arifin.