Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ciruss Kritisi Mahalnya Harga Batubara di dalam Negeri

Ciruss Kritisi Mahalnya Harga Batubara di dalam Negeri Kredit Foto: Unsplash/Dominik Vanyi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss), Budi Santoso, mengkritik pemerintah yang justru menjual batubara lebih murah ke luar negeri dibandingkan harga yang dijual di dalam negeri. Langkah itu berbanding terbalik dengan upaya pemerintah yang sedang menggembar-gemborkan kedaulatan dan ketahanan energi nasional.

Dia menuturkan, harusnya Indonesia sebagai salah satu produsen batubara terbesar di dunia bisa menjualnya dengan harga miring kepada pihak dalam negeri, bukan malah dijual dengan harga yang tinggi.

"Masa batubara kita harganya ikut indeks internasional, yang benar saja. Artinya apa, kita yang tidur di batubara membayar harga yang sama dengan apa yang kita jual ke Malaysia, Jepang, China," katanya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Harusnya, lanjut dia, pemerintah punya kebijakan sendiri untuk melindungi industri dari mahalnya biaya energi. Dengan begitu industri bisa memanfaatkan energi murah sehingga biaya produksinya bisa lebih murah.

"Kayak di Rusia, negara-negara Arab, harga minyak dalam negeri mereka ya mereka seenaknya saja, bagaimana rakyatnya mampu. Karena yang dilihat adalah bagaimana energi bisa murah. China sebagai produsen batubara terbesar di dunia tidak pernah mengambil keuntungan terhadap kegiatan tambangnya. Bahkan ada beberapa tambang batu bara yang underground malah disubsidi," serunya.

Budi menegaskan bahwa China adalah negara yang punya policy yang konsisten terhadap energi. Karena China memerlukan energi murah untuk mendorong daya saing industrinya.

Seperti diketahui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar USD 92,51 per ton untuk Desember. Harga tersebut terendah di sepanjang tahun 2018.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi mengatakan‎, harga batu bara Desember 2018 sebesar USD 92,51 per ton turun dibanding November 2018 sebesar USD 97,90 per ton.

Kementerian ESDM meramu formulasi HBA dengan mengacu kepada empat indeks pasar internasional, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Global Coal (GCNC), Newcastle Export Index (NEI), dan Platss 5900.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: