Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,2% di 2018 dan 2019

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,2% di 2018 dan 2019 Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Dunia (World Bank) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dan 2019 sebesar 5,2%. Angka ini sedikit lebih rendah dari capaian 2017.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo Chaves mengatakan, Indonesia telah berhasil bertahan di tengah gejolak global yang besar berkat fundamental ekonomi makro yang kokoh dan koordinasi kebijakan yang kuat.

"Dengan kebijakan moneter dan fiskal yang menjaga stabilitas ekonomi makro, ekonomi Indonesia tumbuh dengan kuat sebesar 5,2% pada kuartal ketiga," kata Rodrigo saat melaporkan laporan triwulanan perekonomian Indonesia edisi Desember 2018 di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Ia mengatakan, pertumbuhan investasi tetap menjadi pendorong utama ekonomi dengan investasi konstruksi menguat dibanding kuartal sebelumnya. Sementara konsumsi masyarakat sedikit menurun, namun lonjakan konsumsi pemerintah mempertahankan pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan.

"Koordinasi pemerintah dalam hal kebijakan moneter, fiskal, dan nilai tukar telah membantu Indonesia melewati gejolak eksternal yang baru-baru ini terjadi," ucapnya.

Ia pun mendorong pemerintah Indonesia terus melanjutkan reformasi struktural. Langkah ini dapat mengurangi kerentanan domestik, sehingga akan semakin meningkatkan ketahanan ekonomi serta mendorong kemampuan mengelola gejolak global dengan lebih baik apabila hal tersebut kembali terjadi di masa depan.

"Permintaan domestik yang lebih kuat masih didominasi oleh investasi, dan diperkirakan akan lebih besar dari pada hambatan sektor eksternal di tengah melambatnya pertumbuhan global dan berlanjutnya ketidakpastian kebijakan perdagangan global," tambahnya.

Sementara itu, Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia, Frederico Gil Sander menambahkan, kondisi eksternal ke depan kemungkinan akan terus membawa risiko besar terhadap proyeksi pertumbuhan Indonesia. Terus bertahannya ketidakpastian terkait perdagangan global dan kemungkinan pengetatan kebijakan moneter AS yang lebih lanjut dapat menyebabkan arus keluar modal lebih lanjut dan gejolak keuangan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Meski tekanan pada rupiah telah berkurang, Indonesia harus semakin memperkuat posisi eksternalnya dengan mempercepat upaya peningkatan ekspor dan investasi," kata Frederico.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: