Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemampuan Berbahasa Inggris Masyarakat Indonesia Masih Rendah

Kemampuan Berbahasa Inggris Masyarakat Indonesia Masih Rendah Kredit Foto: EF Education First
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun ini kemampuan berbahasa Inggris orang indonesia berada di peringkat ke-51 dari 88 negara di dunia, dengan penurunan skor menjadi 51,58. Sekor tersebut terjadi penurunan tipis dari tahun 2017 dengan sko 52,14. Skor itu pun menempatkan Indonesia pada posisi ke-13 dari 21 negara di Asia dan berada di bawah nilai rata-rata kecakapan Bahasa Inggris kawasan Asia sendiri (53,94). 

Peringkat Indonesia bertahan di tingkat kecakapan rendah sejak 2017 dan masih berada di bawah peringkat negara ASEAN lainnya, seperti Singapura dengan (68,63) pada tingkat Kecakapan Sangat Tinggi, Filipina (61,84) dan Malaysia (58,32) di Tingkat Kecakapan Tinggi. Bahkan Indonesia, berada di bawah Vietnam (53,12) yang berada di Tingkat Kecakapan Menengah.

Demikian terungkap dalam English Proficiency Index (API) yang dirilis oleh Education First secara tahunan. Laporan tersebut disusun berdasarkan analisa data dari hasil tes bahasa Inggris yang dilakukan melalui tes online gratis pertama di dunia, yaitu EF SET (Standard English Test). EF EPI telah menjadi sebuah kajian terbesar di dunia, yang mengukur tingkat kemahiran berbahasa Inggris orang dewasa yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. 

Minh Tran, Executive Director of Academic Affairs, EF Education First dalam publikasi laporan yang dilakukan di Jakarta, Rabu (13/12/2018) mengungkapkan temuan utama EF EPI tahun ini, dimana secara umum kecakapan Bahasa Inggris orang dewasa di Asia relatif stabil dibandingkan tahun lalu. “Beberapa Negara-negara di Asia yang memiliki kemahiran dan perkembangan Bahasa Inggris yang baik, menunjukkan pertumbuhan yang pesat pada perdagangan dan teknologi,” ungkap Tran. 

Berdasarkan data pada EF EPI, lanjut Tran, kemahiran Bahasa Inggris memiliki keterkaitan dengan daya saing ekonomi, perkembangan sosial dan inovasi. Negara-negara dengan tingkat kemahiran Bahasa Inggris yang tinggi, cenderung memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi, kualitas hidup lebih baik, serta investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan. 

Kemahiran berbahasa Inggris juga menunjukkan keterkaitan dengan penghasilan individu, yang diukur berdasarkan pendapatan per kapita negara-negara yang berpartisipasi pada EF EPI. Semakin tinggi tingkat kemampuan Bahasa Inggris suatu negara, maka semakin besar pula rata-rata pendapatan penduduk di negara tersebut.

Saat ini, Bahasa Inggris menjadi semakin penting dalam interaksi yang lebih luas dan bahkan pada skala global. Bahasa Inggris secara de facto menjadi bahasa komunikasi untuk segala jenis pertukaran internasional, baik berupa barang, layanan maupun gagasan di berbagai belahan dunia. Menyadari pentingnya Bahasa Inggris sebagai salah satu communication skills yang perlu dimiliki pada era saat ini, EF memiliki keyakinan jika kemampuan Bahasa Inggris ini terus dilatih sejak usia sekolah, maka para siswa kelak dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat berpartisipasi aktif dalam dunia profesional.

Sesuai dengan misi EF Education First, yaitu membuka Dunia Melalui Pendidikan, EF EPI menjadi salah satu upaya EF untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kecakapan bahasa Inggris di berbagai negara. Saat ini EF EPI telah menjadi instrumen pengukuran terpercaya dengan data dan analisa komprehensif, yang mempublikasikan peringkat atau ranking pada 88 negara di dunia berdasarkan kemampuan Bahasa Inggris orang dewasa di setiap negara.

Laporan EF EPI 2018 juga menunjukkan kota-kota dengan tingkat kecakapan Bahasa Inggris terbaik. Di Indonesia sendiri terdapat tiga kota yang menunjukkan perkembangan kecakapan Bahasa Inggris terbaik, yaitu Surabaya sebagai Best City, Bali sebagai Best Improvement Region dan Bandung sebagai Most Improved City.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: