Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Busana Muslim Jadi Hitz Lewat Media Sosial

Busana Muslim Jadi Hitz Lewat Media Sosial Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Surabaya -

Memasuki era digital di negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia, membangun bisnis di bidang fesyen, khususnya busana muslim bisa memperoleh kemudahan lewat media sosial. Kekuatan media digital untuk mempengaruhi pasar bisnis sudah tidak diragukan lagi, hal ini telah dirasakan langsung oleh pelaku bisnis tersebut.

"Memanfaatkan media dalam ajang promosi itu penting ya, memasarkan brand melalui media itu menyebarnya cepat, dan banyak keuntungannya," jelas Nadya Karina, Creative Director KAMI dalam talkshow yang merupakan salah satu rangkaian acara ISEF 2018 di Surabaya, Kamis (13/12/2018).

Melihat target pasar yang dituju oleh pebisnis muda, seperti Nadya Karina, Jenahara, Asky Febrianti, Afina Candarini yang mayoritas adalah generasi milenial, memanfaatkan media sosial adalah salah satu peluang meraih kesuksesan dari brand mereka. Sebab, target pasar saat ini lebih tertarik melakukan pembelian menggunakan digital.

Selain memudahkan promosi, media sosial juga menjadi wadah bagi produsen dan konsumen agar lebih dekat lagi satu sama lain. Bukan hanya menjadi platform, namun media sosial juga dapat menjalin interaksi langsung antara penjual dengan pembeli.

"Kita dapat promosi langsung ke customer. Bukan sekadar melalui platform. Kita juga jadi lebih tahu apa keinginan customer," tambah Karina.

Meski keuntungan yang didapatkan begitu mencolok, memanfaatkan media sosial juga tidak terhindar dari sisi negatifnya. Jika ditilik dari sisi tersebut, media sosial dapat memudahkan customer melihat langsung kesalahan apa yang kerap dibuat oleh suatu brand, dan itu menjadi salah satu sisi negatif pemasaran melalui media sosial.

"Saking terlalu dekatnya dengan customer, apabila ada kesalahan yang kita buat, pasti langsung menyebar. Kesalahan sedikit saja mudah terlihat di media sosial," kata Karina.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan yang dibuat suatu brand, pebisnis harus memastikan dahulu konten-konten serta cara pemasaran yang akan dilakukan. Semua itu demi menjaga nama baik brand di mata customer.

Bagi Jenahara yang juga turut menyampaikan pendapatnya, untuk melakukan pemasaran branding di platform digital, owner atau pebisnis itu harus memiliki strategi.

"Kita harus tetap punya strategi. Brand kita ini mau dipasarkan ke siapa, target pasar kita siapa, kebiasaan gaya faesyen mereka kayak gimana, mereka lebih senang belanja di platform media sosial apa. Semua harus disesuaikan," ucapnya.

Baca Juga: Anggaran Pilkada Serentak di Bali Capai Rp 456,9 Miliar Lebih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: