Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kekhawatiran Pertumbuhan Global Picu Jatuhnya Wall Street

Kekhawatiran Pertumbuhan Global Picu Jatuhnya Wall Street Kredit Foto: Reuters/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, New York -

Bursa saham Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran investor meningkat atas kemungkinan perlambatan ekonomi global dan sejumlah berita perusahaan negatif.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 496,87 poin atau 2,02%, menjadi berakhir di 24.100,51 poin. Indeks S&P 500 berkurang 50,59 poin atau 1,91% menjadi ditutup di 2.599,95 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 159,67 poin atau 2,26% lebih rendah, menjadi 6.910,66 poin.

Dow merosot lebih dari 550 poin pada level terendahnya selama sesi dan menukik ke penutupan terendahnya sejak Mei.

S&P 500 jatuh ke tingkat penutupan terendah sejak April. Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan sektor kesehatan dan teknologi masing-masing turun 3,37% dan 2,48%, memimpin pelambatan.

Setelah aksi penjualan yang tajam pada Jumat (14/12/2018), indek teknologi berat Nasdaq sekarang hanya naik 0,11% untuk tahun ini.

Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap pengukur ketakutan terbaik di pasar saham, naik 4,75% menjadi 21,63 pada Jumat (14/12/2018).

Pasar global berada dalam mode "risk-off" atau penghindaran risiko dengan investor hanya mencoba untuk membatasi kerusakan kinerja daripada mencapai kinerja lebih baik, menurut beberapa analis.

"Para pedagang menjual kembali saham-saham yang diperdagangkan menguntungkan sebelum penutupan tahun ini. Tidak ada volume yang besar dalam perdagangan saham hari ini, jadi itu berarti ada lebih sedikit perlawanan terhadap tekanan dari penjual hari ini," John Monaco, seorang pedagang di Wellington Shields & Co. LLC, mengatakan.

Sementara itu, dolar AS yang kuat juga memperumit situasi. Dolar AS naik pada akhir perdagangan Jumat (14/12/2018).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,39% menjadi 97,4441 pada pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 20.00 GMT.

"Indeks pasar yang lebih rendah hari ini tampaknya berasal dari hari lain dari mata uang AS yang kuat. Kekuatan dolar AS harus dipantau secara ketat karena terlalu banyak penguatan dalam dolar AS merugikan keuntungan perusahaan global," kata John.

Wall Street juga mencerna banyak berita perusahaan.

Saham Johnson & Johnson, anggota Dow, anjlok lebih dari 10 persen pada Jumat (14/12/2018) setelah Reuters melaporkan bahwa perusahaan tahu tentang asbes dalam produk bedak bayinya selama beberapa dekade.

Saham Apple merosot 3,2% setelah analis top dari TF International Securities memangkas estimasi pengiriman iPhone hingga 20%.

Di sisi ekonomi, penjualan ritel AS meningkat 0,2% bulan lalu, dipimpin oleh toko daring (online), Departemen Perdagangan mengatakan pada Jumat (14/12/2018). Angka ini mengalahkan ekspektasi pasar.

Sementara itu, produksi industri AS naik 0,6% pada November, melampaui perkiraan pasar karena peningkatan di pertambangan dan utilitas mengimbangi penurunan dalam manufaktur, menurut Federal Reserve.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: