Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

LPDB Selayaknya Pertimbangkan Rekam Jejak, Bukan Cuma Proposal

LPDB Selayaknya Pertimbangkan Rekam Jejak, Bukan Cuma Proposal Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Bandung -

Koperasi Inti menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir untuk Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) atas kemudahan mendapatkan dana bergulir untuk mendukung permodalan koperasi karyawan PT Inti (Persero) proses cepat dan bunga pinjaman rendah.

"Koperasi Inti mengharapkan koperasi-koperasi lain dengan rekam jejak bagus untuk mengakses dana bergulir dari LPDB," kata Ketua Pengurus Koperasi Inti, Kusno Prijono di Bandung beberapa waktu lalu.

Dia mengharapkan LPDB sebagai lembaga penyalur dana bergulir tidak hanya mengutamakan proses mendapatkan pinjaman modal, seharusnya juga mempertimbangkan output dari pemanfaatan dana bergulir untuk kepentingan anggota koperasi dan masyarakat.

Menurutnya, LPDB 'zaman now' jangan lagi mengulangi kesalahan periode lalu, khususnya mekanisme jaminan tergolong longgar.

"Ini saya dengar dari koperasi lain yang pernah memanfaatkan dana bergulir LPDB,” katanya.

Dia pun merujuk pada 'nama besar' Kopentren Daarut Tauhiid (KDT) yang seharusnya sejak lama mendapat dukungan dana bergulir LPDB, dan mestinya KDT dipermudah prosesnya.

"Tentunya Aa Gym sebagai pendiri tidak akan mempertaruhkan nama baiknya,” papar dia.

Kusno Prijono sebagai Ketua Forum Komunikasi dan Bisnis Koperasi di Bandung, Provinsi Jawa Barat tengah memantau dan menelusuri rekam jejak koperasi yang layak mendapatkan dana bergulir LPDB.

"Sebaiknya koordinasi dengan pengurus forum tersebut untuk mengetahui kesehatan finansial dan kesejahteraan anggota, daripada datangi satu-persatu malahan tidak efektif. Forum bisa rekomendasi jangan ke koperasi itu, karena kacau, mending koperasi satunya," kata Kusno.

Dia pun menyarankan LPDB melakukan pemetaan (mapping) seraya memberi referensi tentang koperasi kecil di level warga, yang anggotanya kaum ibu rumah tangga, tapi sehat dan bermanfaat bagi anggota.

"Bayangkan saja mereka bisa rapat anggota tahunan atau RAT di luar kota, diangkut dua bus, dan tiap anggota mendapat sisa hasil usaha atau SHU ratusan ribu. Mestinya koperasi semacam itu juga layak dibidik LPDB agar koperasi warga menjadi besar, bukan hanya mengutamakan koperasi besar. Kalau begitu targetnya, kapan koperasi kecil menjadi besar," katanya.

Kusno Prijono mengharapkan koperasi-koperasi sehat tidak harus memiliki fix asset karena tidak semua koperasi memilikinya, sementara Koperasi Inti memiliki beberapa gedung.

"Kalau memungkinkan bisa dibedakan koperasi dengan track record bagus apakah cukup dengan cash colateral. Bahkan kalau bisa seperti perbankan yang menyediakan dana bergulir dengan jaminan PO dan SPK, saya berharap LPDB dapat menjadikan persoal guarantee dari sosok di balik pendirian koperasi, bisa lebih ringan tidak harus fix asset," katanya.

Awal mula berdirinya Koperasi Inti adalah dibentuknya Ikatan Kesejahteraan Karyawan (IKK) oleh karyawan LPPI POSTEL, sekarang PT Inti (Persero).

IKK pada 1979 berganti nama menjadi Koperasi Karyawan Usaha Bersama Karyawan PT Inti (KKUB) dan pada 1980 memperoleh badan hukum Nomor 7066/BH/DK-1/i yang disahkan pada 13 Juni 1980. Kemudian berubah nama menjadi Koperasi Bina Sejahtera Inti (KBSI).

Pada tahun 2005, KBSI berganti nama menjadi Koperasi Inti, dengan harapan Koperasi Inti bisa menjadi maju, berkembang dan lebih mandiri.

"Visi Koperasi Inti adalah sebagai unit usaha yang profesional dan mandiri, sehingga menjadi model atau benchmark pengembangan usaha perkoperasian di Indonesia," katanya.

Sementara misinya adalah sebagai wahana peningkatan rasa kekeluargaan dan kesejahteraan para anggota, layanan yang bermanfaat bagi anggota serta dapat mendukung PT Inti (Persero) dan masyarakat sekitar.

Koperasi Inti mengantungi sejumlah penghargaan penting antara lain koperasi fungsional terbaik di seluruh Jawa Barat pada 1990, koperasi teladan tingkat nasional (1991) dan koperasi fungsional teladan tingkat nasional pada 1992 hingga 1996.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: