Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intip 'Seni Perang' Ala Mochtar Riady

Intip 'Seni Perang' Ala Mochtar Riady Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Karawaci -

Pengusaha yang juga pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, kembali menjelaskan strategi Sun Tzu atau seni perang yang menjadi latar belakang keberhasilan mengembangkan bisnisnya sampai saat ini.

"Sebagaimana halnya sedang menghadapi peperangan maka membutuhkan persiapan yang lengkap agar dapat menang," kata Moctar Riady saat memberikan sambutan pada pagelaran "Family New Year Concertt" bertempat di kampus Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Kabupaten Tangerang, Sabtu malam.

Mochtar mengatakan, dari sekian banyak persiapan yang paling penting adalah moral, bahkan tanpa adanya moral jangan berharap dapat memenangkan perang.

"Begitu juga dengan bisnis atau berdagang, tanpa adanya moral pasti akan mengalami kegagalan," kata Mochtar menjelaskan pengalamannya.

Mochtar menjelaskan strategi perang yang mengedepankan moral juga diterapkan selama dirinya berkarier di perbankan mulai dari Bank Panin, Bank BCA, Bank Lippo, sampai dengan Nobu Bank seluruhnya berhasil dan bank-bank tersebut masih berkembang sampai saat ini.

"Saat mendirikan BCA tahun 1971 saya berpikir bagaimana membuat bank yang bisa meringankan beban nasabah. Untuk itu BCA menjadi bank pertama yang memberikan kemudahan bagi nasabahnya untuk mendapatkan kredit, menarik dana, dan keperluan lainnya," ujar Mochtar.

Dengan perkembangan digital saat ini, jelas Mochtar, sudah saatnya memberikan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan inforamsi.

Menurut Mochtar, sudah saatnya perbankan memperluas layanannya tidak hanya diperkotaan tetapi juga di desa-desa, melalui layanan digital saat ini sangat dimungkinkan untuk menjangkau masyarakat di desa-desa.

"Sudah saatnya petani di desa diperkenalkan berdagang secara elektronik (e-commerce) yang tentunya akan mempersingkat rantai pengiriman hasil bumi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani," jelas Mochtar.

"Kalau petani dan penduduk desa sejahtera maka mereka juga memiliki daya beli seperti halnya dengan penduduk di perkotaan. Ini juga menjadi solusi untuk menghilangkan ketimpbangan masyarakat di perkotaan dan perdesaan," jelas Mochtar.

Mochtar menjelaskan, berkembangnya bisnis Lippo sampai sekarang juga tidak terlepas dari straegi perang yang mengedepankan moral termasuk peduli kepada masyarakat sekitar.

Family New Year Concer menghadirkan konduktor Avip Priatna menghadirkan lagu-lagu keluarga seperti Nyanyian Gembira, Masa Kecilku, Bunda, juga lagu-lagu daerah seperti Ayo Mama (Maluku), Paris Barantai (Kalimantan Selatan), serta lagu-lagu Barat terbaik di masanya seperti Heal The World, What a Wonderful World, Eart Song, We Are The World.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: