Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan Startup Asia Tenggara untuk Ekspansi Internasional

Tantangan Startup Asia Tenggara untuk Ekspansi Internasional Kredit Foto: Reuters/Jemima Kelly
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meningkatnya startup kelas menengah-besar di Asia Tenggara membuat wilayah tersebut mengalami ledakan ekonomi besar yang didorong industri teknologi. Pertanyaannya, kapan Asia Tenggara akan bertransformasi dari pasar regional ke level ekonomi dunia?

Melansir The Next Web pada Rabu (19/12/2018), 10 negara di Asia Tenggara (Singapura, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Vietnam, Thailand, Brunei, Laos, Myanmar, dan Filipina) diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2020. Bahkan saat ini, Asia Tenggara menjadi rumah bagi 8 unicorn, dengan 4 unicorn berasal dari Indonesia.

Bagi raksasa teknologi yang ingin melakukan ekspansi, melakukannya ke luar Asia Tenggara adalah langkah yang jelas. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi perusahaan yang ingin melakukan ekspansi internasional.

1. Produk atau layanan mereka akan diadopsi untuk melampaui perbatasan nasional

Menurut The Next Web, startup yang sukses di Asia Tenggara secara unik bisa menghadapi tantangan ini karena sudah terbiasa bekerja dalam lingkungan yang beragam. Contohnya, diversifikasi budaya di Asia Tenggara yang menimbulkan berbagai tradisi dan bahasa. Khusus untuk Indonesia, ada lebih dsri 700 bahasa digunakan di 17.000 pulau.

2. Letak geografis

Geografi menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan startup di Asia Tenggara. Misal, Singapura dengan perkotaan yang padat penduduk (lebih dari 5 juta orang) dikemas menjadi 278 mil persegi. Sebaliknya, hampir sparuh penduduk Indonesia ada di pedesaan, dan hanya memiliki 2 kota besar di 735.400 mil persegi tanahnya.

3. Daya beli

Daya beli dan perilaku konsumen di Asia Tenggara pun beragam. Menurut World Bank, PDB per kapita Singapura, negara terkaya di Asia Tenggara, 9 kali lipat dari Indonesia, 24 kali lipat dari Vuetnam, dan 44 kali lebih besar dari Myanmar. Penetrasi internet di kawasan Asia Tenggara berkisar dari sekitar 80% di Singapura hingga hanya 23% di Laos.

Startup yang berencana memperluas jangkauan mereka secara internasional harus belajar menyesuaikan produk mereka. Lebih lanjut, strategi penjualan dan pemasaran perlu dipikirkan secara matang untuk memperhitungkan perbedaan besar tersebut.

Beberapa startup di Asia Tenggara mampu memenuhi tantangan itu. Go-Jek telah membangun model bisnis yang berfungsi baik di jalan-jalan padat Jakarta dan juga di daerah pedesaan tanpa jalan beraspal. Perusahaan teknologi itu juga telah berekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara, yakni Vietnam, Singapura, dan berikutnya Thailand.

Ada juga perusahaan penjualan online terkemuka di Asia Tenggara, Traveloka. Perusahaan itu dinilai mampu melayani konsumen di seluruh wilayah karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai pasar dan perusahaan. Mereka telah bermitra dengan lebih dari 100 maskapai domestik dan internasional. Traveloka juga sudah berkembang melampaui Asia Tenggara, berkat investasi sebesar US$350 juta dari Expedia pada tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: