Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DEWA Berencana Kencangkan Bisnis Tambang Mineral

DEWA Berencana Kencangkan Bisnis Tambang Mineral Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Dharma Henwa Tbk (DEWA) optimistis dapat melakukan pengembangan bisnis di 2019. Pengembangan bisnis tersebut mencakup pengembangan bisnis jasa kontraktor pertambangan mineral.

"Kami mencoba masuk ke mineral (emas dan tembaga) di 2019. Tetapi 3-4 tahun ke depan, produksi batu bara masih tetap dominan," kata Presiden Direktur DEWA, Faisal Firdaus di Jakarta, Rabu (19/12/2018).

Untuk itu, selain mineral, lanjut Faisal, di 2019 nanti DEWA juga melakukan pengembangan jasa penyediaan infrastruktur pertambangan, seperti pembuatan jalan tambang (mining road), pekerjaan earthworks, dan sejenisnya. Di samping itu, ada pula penyediaan jasa pertambangan dalam bentuk technical management and mining activities supervision dan pengembangan bisnis jasa pelayanan pelabuhan batu bara.

Adapun proyek potensial yang bisa digarap perseroan, meliputi proyek penambangan bawah tanah yakni proyek penambangan seng dan timah di Dairi, Sumatera Utara dengan lingkup pekerjaan remining earthworks

"Kemudian potensi pertambangan terbuka di proyek penambangan tembaga dan emas yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lingkup pekerjaan adalah tahap awal road construction, aktivitas penambangan dan reklamasi," jelasnya.

Terakhir adalah proyek penambangan emas yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Jenis pertambangan bawah tanah ini mempunyai durasi pekerjaan 3-4 tahun dengan lingkup pekerjaan infrastruktur dan earthworks.

Faisal memandang penuh optimistis bisnis perseroan di 2019 akan tumbuh lebih baik. Berdasarkan data Kementrian ESDM, harga batu bara menunjukan tren meningkat dengan kisaran harga US$90-115 per ton. 

"Peningkatan impor dari India dan China akibat pertumbuhan ekonomi mendorong tingginya harga batu bara," ucapnya.

Di sisi lain, permintaan batu bara dari negara berkembang di Asia Tenggara meningkatkan kebutuhan impor batu bara. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan devisa ikut mendorong produksi batu bara. Pemerintah menargetkan produksi batu bara mencapai 575 juta ton di 2018, meningkat dibanding 2017 sebesar 461 juta ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: