Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RAPP Ajak Anak-Anak Lawan Kebakaran Hutan dan Lahan

RAPP Ajak Anak-Anak Lawan Kebakaran Hutan dan Lahan Kredit Foto: RAPP
Warta Ekonomi, Malang -

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) peduli terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Salah satu yang dilakukan ialah menggencarkan upaya peningkatan wawasan karhutla kepada seluruh lapisan masyarakat.

Free Fire Village Program Manager RAPP, Sailal Arimi, mengatakan penanganan karhutla sudah menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Selain itu, diperlukan pemahaman masyarakat mengenai bahayanya membuka lahan dengan cara membakar.

Salah satu program yang dijalankan RAPP ialah Fire Aware Community (FAC)  dimana salah satunya FAC Goes To School. Dalam program tersebut perusahaan lanjut Sailal memberikan pendidikan atau pengetahuan kepada anak-anak tentang informasi pembakaran hutan dan lahan secara sengaja. Pasalnya, tindakan itu bersifat merusak dan merugikan lingkungan sekitar.

“Kami memberikan pendidikan kepada anak-anak bahwa membuka lahan dengan cara membakar sangat berhaya terutama untuk kesehatan. Ini kita lakukan sejak dini. Jadi kami berharap ketika dia dewasa dia sudah paham bahwa membuka lahan dengan cara membakar itu salah,” kata Sailal dalam diskusi di Batu, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).

Selain itu beberapa program terkait pencegahan karhutla terus dilakukan RAPP. Diantaranya Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Programme/FFVP). Pada tahun 2014, empat desa tercatat sebagai peserta. Pada tahun 2015, jumlah desa peserta melonjak menjadi 18 desa. Sedangkan, pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan sembilan desa. Total, 27 desa dari tiga kabupaten telah terlibat dalam program ini sejak pertama kali dicetuskan.

“Tahun 2018 ini ada 9 desa di pulau Padang mendapatkan penghargaan. 9 desa tersebut tahun ini tidak terjadi kebakaran hutan,” ujarnya.

Kesuksesan FFVP lainnya terlihat dari turunnya tingkat insiden kebakaran secara drastis. Pada tahun 2014, area yang terbakar mencapai 0,18% dari total area yang dicakup. Sedangkan pada tahun 2015, 2016, dan 2017 turun masing-masing menjadi 0,01%, 0,07%, dan 0,03%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: