Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langkah The Fed Naikkan Suku Bunga Bakal Jadi Blunder?

Langkah The Fed Naikkan Suku Bunga Bakal Jadi Blunder? Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Setelah berminggu-minggu gejolak pasar dan kritik pedas dari Presiden Donald Trump untuk Federal Reserve untuk berhenti menaikkan suku bunga, bank sentral AS malah melakukannya lagi, dan terjebak oleh rencana untuk terus menarik dukungan dari ekonomi yang dianggapnya kuat.

Saham AS dan imbal hasil obligasi jatuh dengan keras. Dengan Fed menandakan kenaikan suku bunga "bertahap" dan tidak ada pemutusan memotong portofolio obligasi besar-besaran, para pedagang cemas bahwa para pembuat kebijakan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Mungkin mereka telah melakukan kesalahan dalam kebijakan," tutur Fritz Folts, kepala strategi investasi di 3Edge Asset Management, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/12/2018).

Suku bunga berjangka menunjukkan pedagang saat ini bertaruh jika the Fed tidak akan menaikkan suku bunga sama sekali pada tahun depan.

Tingkat kenaikan Rabu (20/12/2018), yang keempat tahun ini, mendorong suku bunga pinjaman utama bank sentral menjadi kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen.

Dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan, Chairman Fed Jerome Powell, mengatakan bank sentral akan terus memangkas neraca keuangannya sebesar $50 miliar setiap bulan, dan membiarkan terbuka kemungkinan bahwa data yang kuat terus dapat memaksa untuk kenaikan suku ke titik di mana mereka mulai mengerem momentum ekonomi.

Powell tidak tunduk pada apa yang disebut baru-baru ini "pelunakan" dalam pertumbuhan global, kondisi keuangan yang lebih ketat, dan harapan ekonomi AS akan melambat tahun depan, dan mengatakan bahwa dengan inflasi diperkirakan akan tetap menjadi sentuhan di bawah target 2 persen oleh The Fed tahun depan.

Pesan lain yang jelas dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan kebijakan terakhir the Fed tahun ini serta dalam komentar Powell yaitu perekonomian AS terus berkinerja baik dan tidak lagi membutuhkan dukungan The Fed baik melalui suku bunga yang lebih rendah dari normal atau oleh mempertahankan neraca besar-besaran.

"Kebijakan tidak perlu akomodatif," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: