Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tsunami di Selat Sunda, Pandeglang Terkena Dampak Paling Masif

Tsunami di Selat Sunda, Pandeglang Terkena Dampak Paling Masif Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dampak tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda, terutama di daerah Pandeglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah. Hingga pukul 07.00 WIB, Minggu (23/12/2018), jumlah korban meninggal mencapai 43 orang, 584 orang luka-luka, dan 2 orang hilang. Sementara, kerugian fisik terdiri atas 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, jumlah oengungsi masih dalam proses pendataan. Untuk sementara ini, Pandeglang tercatat sebagai daerah yang terkena dampak paling parah.

"Di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat," tulis Sutopo di akun Instagramnya, Minggu (23/12/2018).

Adapun, daerah yang paling merasakan dampaknya, permukiman dan kawasan wisata di sekitar pantai, seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita. Ketika kejadian berlangsung, banyak wisatawan yang berada di pantai sepanjang Pandeglang. 

Kemudian, Sutopo menyebutkan, di wilayah Lampung Selatan terdapat 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sementara itu, di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang.

"Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah," tambah Sutopo lagi.

Penanganan darurat di wilayah bencana terus dilakukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum, dan sebagainya sedang dalam persiapan. Untuk keperluan evakuasi dan perbaikan darurat, alat berat juga dikerahkan oleh pihak terkait.

Sutopo kemudian berkata, "Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: