Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

8 Isu Ini Paling Banyak Digunjingkan di Twitter, Sudah Tahu?

8 Isu Ini Paling Banyak Digunjingkan di Twitter, Sudah Tahu? Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun 2018 ini diwarnai dengan berbagai topik yang marak diperbincangkan netizen di media sosial. Berikut ini kami lampirkan siaran pers serta laporan Kilas Balik 2018 sebagai referensi bagi Anda.

Tahun ini bukan cuma tahun politik, namun juga tahunnya olahraga. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya berbagai agenda gelaran politik maupun olahraga, yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Asian Games ke-18, Asian Para Games ke-3, serta dimulainya kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, yang dilangsungkan secara berurutan selama tahun ini.

Pemantauan media sosial oleh perusahaan media intelligence Isentia menemukan delapan topik yang paling dibicarakan oleh masyarakat Indonesia sepanjang 2018, hingga 10 Desember lalu.

Dimulai dari polemik Susu Kental Manis (SKM) pada pertengahan tahun, di mana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menanggapi isu tersebut dengan mengeluarkan surat edaran terkait penggunaan bijak dan larangan produk kental manis pada anak-anak melalui pom.go.id.

Isentia mencatat 11.956 total buzz di media sosial pada 1 Mei-31 Agustus, dengan puncak tertinggi pada 9 Juli, sebagian besar merupakan pendapat netizen terhadap polemik tersebut.

Selanjutnya, pada Agustus hingga Oktober, pagelaran Asian Games ke-18 dan Asian Para Games ke-3 turut menjadi trending topic di Twitter. Dalam kedua event tersebut, Indonesia berhasil memperoleh 98 medali dan 135 medali, melampaui jumlah yang ditargetkan Kemenpora.

Selama periode ini, Isentia menemukan sebanyak 614.411 buzz online seputar Asian Games dengan 95% di antaranya merupakan percakapan di Twitter, dan 21.124 total buzz seputar Para Games, dengan momentum tertinggi pada 7 Oktober terkait upacara pembukaan Asian Para Games.

Masih di Oktober, Indonesia juga menjadi tuan rumah untuk IMF-AM 2018 di Bali, dengan tema "Voyage to Indonesia" dan membahas seputar investasi infrastruktur, kesepakatan bilateral, maupun bantuan bencana. Isentia menemukan total 27.573 buzz di media sosial, dengan puncak momentum buzz pada 8 Oktober, terkait anggaran pertemuan tahunan ini.

Gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala pada 28 September lalu turut menjadi perbincangan netizen, sebanyak 64.464 total buzz, dengan momentum tertinggi pada 3 Oktober sehubungan dengan bantuan pascabencana. Peristiwa ini menewaskan 2.000 orang, 12.500 orang terluka, dan 200.000 menjadi pengungsi menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN).

Berselang satu bulan kemudian, pada 29 Oktober, terdapat insiden jatuhnya Lion JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Utara Karawang, Jawa Barat. Volume percakapan terbanyak terjadi pada hari kecelakaan (29 Oktober), dari total 129.786 buzz sepanjang 29 Oktober hingga 30 November 2018.

Sementara terkait ekonomi, fluktuasi kurs rupiah yang melemah hingga Rp15.240 per dolar AS pada 30 Oktober, diperbincangkan sebanyak 6.689 buzz media sosial, yang sebagian besar dari perbincangan tersebut bernada negatif.

Di sisi lain, perkembangan fintech di Indonesia juga memunculkan perbincangan sebanyak 215.688 buzz, dengan brand T-Cash, Ovo, Go-Pay sebagai yang paling diperbincangkan sepanjang tahun ini.

Topik sehubungan dengan majunya Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi sebagai pasangan calon kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 juga menjadi salah satu perbincangan tertinggi, yaitu sebanyak 549.021 total buzz, dengan momentum tertinggi pada 4 September terkait permohonan maaf Prabowo atas kasus hoaks Ratna Sarumpaet.

"Dari berbagai trending topic tersebut, kami menemukan ternyata Twitter masih merupakan kanal media sosial paling aktif untuk berdiskusi, menyebarkan berita, juga campaign," jelas Insights Manager Isentia Indonesia, Rendy Ezra seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (27/12/2018), di Jakarta.

"Selain itu, mengingat Pilpres akan dilaksanakan 2019 nanti, sebaiknya masyarakat Indonesia melakukan verifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial agar tidak terpengaruh hoaks yang marak beredar," lanjut Rendy.

Pemantauan media sosial juga perlu dilakukan untuk menjaga nilai suatu brand, juga kinerja berbagai kampanye maupun event, seiring dengan berkembanganya masyarakat digital sekarang ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: