Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Investor di Pasar Modal Naik 44% Tahun Ini

Jumlah Investor di Pasar Modal Naik 44% Tahun Ini Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jika hingga akhir tahun ini jumlah investor atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal indonesia telah mencapai sebanyak 1,6 juta. Angka tersebut meningkat 44% jika dibandingkan dengan jumlah investor di akhir tahun 2017 sebanyak 1,12 juta.

"Peningkatan jumlah investor merupakan akumulasi dari kerja keras semua pihak baik BEI, KPEI, KSEI dan perusahaan sekuritas pastinya menjadi ujung tombak pasar modal indonesia untuk mengaet investor," katanya, di Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Ia mengungkapkan jika pertumbuhan jumlah investor lebih kencang dari investor reksadana dibandingkan investor saham. Hal tersebut disebabkan dengan adanya 300 galeri investasi yang tersebar di kampus-kampus seluruh Indonesia. Dimana, dari investor baru yang mendaftar lebih disarankan untuk berinvestasi pada produk reksadana.

"Kalau di lihat reksadana dan saham jumlahnya sama tapi kalau kita lihat memang kalau kita sosialisasi untuk investor pemula kan juga disarankan dalam sosialisasi untuk memegang instrumen reksadana, karena yang lebih aman. Kemudian reksadana bisa dijual di bank kemungkinan channel marketing lebih luas dan memang sangat mungkin pertumbuhan investor reksadana akan lebih cepat dari saham. Trend-nya ke depan masih sama," ungkapnya.

Friderica mengungkapkan, pertumbuhan jumlah investor di 2018 sebesar 44,06% menjadi 1.617.367 SID didukung oleh inovasi terkait penambahan jumlah investor yang dilakukan KSEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan para pelaku pasar modal.

"Kami terus berupaya melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi. Pada pertengahan tahun ini KSEI telah melakukan pengembangan sistem utama C-BEST Next-G (The Central Depository and Book-entry Settlemen System Next Generation)," terangnya.

Dia menjelaskan, C-BEST Next-G merupakan satu dari berbagai inisiatif strategis rencana jangka panjang pengembangan infrastruktur yang dicanankan KSEI sejak 2016.

Friderica menyatakan, tujuan tersebut untuk membangun kapasitas dan kapabilitas perusahaan yang setara dengan lembaga penyimpanan dan penyelesaian di tingkat regional.

Friderica menambahkan, KSEI juga telah bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) terkait fungsi KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal.

"BI melakukan pembukaan rekening di KSEI untuk penatausahaan agunan obligasi atau pun sukuk korporasi dalam rangka pinjaman likuiditas jangka pendek," katanya.

Terkait perubahan siklus penyelesaian transaksi menjadi dua hari (T+2), menurut Friderica, KSEI juga mengambil peranan penting saat penerapan T+2 pada 26 November 2018. Karena, penyelesaian transaksi pada 28 November 2018 merupakan penyelesaian transaksi gabungan atas dua transaksi pada 23 November 2018 dan 26 November 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: