Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

10 Berita Viral Gerindra, Desak Tito Mundur Hingga Kadernya Dukung Jokowi-Ma'ruf

10 Berita Viral Gerindra, Desak Tito Mundur Hingga Kadernya Dukung Jokowi-Ma'ruf Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu parta politik yang dapat banyak sorotan publik selama tahun ini ialah Partai Gerakan Indonesia Raya atau lebih dikenal Gerindra. Beragam berita soal partai bentukkan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto tersebut banyak mewarnai berbagai laman media.

Yang paling mencuat dan menyita perhatian masyarakat, yakni pertarungannya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menduduki kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang telah ditinggal Sandiaga Uno selama empat bulan. Ada pula bantahan Gerindra soal tudingan telah memfasilitasi massa Alumni 212 hingga mendesak Tito Karnavian mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Indonesia atas kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet yang terbukti berita bohong alias hoaks.

Setidaknya ada 10 artikel paling viral tentang Gerindra yang dirangkum redaksi Warta Ekonomi.

1. Massa Reuni Dibayar Rp100 Ribu Per Orang, Gerindra 'Murka'

Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade membantah tudingan Ketua Forum Alumni 212, Kapitra Ampera yang mengaku mendapatkan informasi bahwa massa Reuni 212 dimobilisasi partai politik dengan bayaran Rp100 ribu.

Andre pun meminta Kapitra agar tidak memproduksi berita bohong (hoaks) dengan cara-cara yang tidak baik. Menurutnya, Kapitra telah melecehkan umat, sebab massa Reuni 212 datang dengan penuh semangat.

Selengkapnya...

2. Gerindra: Jika Tak Mampu Tangkap Pelaku Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Tito Harus Mundur

Pada Oktober lalu, publik dihebohkan atas berita penganiayaan dan pengeroyokan yang menimpa Ratna Sarumpaet. Mengetahui hal tersebut, Waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo bertanggung jawab atas kasus tersebut.

Ia mendesak Jokowi untuk memerintahkan Kapolri Tito Karnavian mengusut tuntas kasus itu hingga ke akar-akarnya dalam waktu tujuh hari, jika tidak Tito harus mundur dari jabatannya saat ini. Namun, belakangan ketahuan bahwa Ratna tidak pernah dianiaya. 

Selengkapnya

3. Kader Gerindra Ikuti Jejak Demokrat Dukung Jokowi-Ma'ruf

Politisi Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan ada beberapa kader dalam partai pendukung Jokowi-Ma’ruf yang berbelok mendukung Prabowo-Sandi, salah satunya dari kader PPP.

Menyikapi hal tersebut, Wasekjen PPP Ahmad Baidowi berujar," Di teman-teman Gerindra kalau mau jujur, ada juga yang pro-Jokowi, cuma apakah perlu kami sampaikan? Kan tidak perlu karena kami melihat Gerindra itu menghibur diri."

Selengkapnya...

4. Gerindra Marah dengan Cawapres 01: Ma'ruf Lah yang Buta, Tuli, dan Bisu

Waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyesalkan pernyataan capres nomor urut 01 Ma'ruf Amin tentang pihak yang tak mengakui prestasi Joko Widodo di periode pertama sebagai buta, tuli, dan bisu. Ia menyarankan Ma'ruf untuk tidak banyak mengumbar pernyataan yang kontradiktif ke publik.

Selain itu, ia menilai masyarakat sudah buta, tuli, dan bisu dengan semua janji manis Jokowi pada Pilpres 2014 lalu yang tak terwujud hingga sekarang.

Selengkapnya...

5. PKS Ancam Jika Kursi Wagub DKI Tak Diberikan, Jawaban Gerindra 'Enteng'

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berbicara tentang mesin partai yang 'terancam' mati di Pilpres 2019 andai kader kecewa terkait posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, Partai Gerindra meminta PKS tak mengancam.

Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade mengatakan PKS DPW DKI Jakarta tidak perlu mengancam dan menyerahkan urusan tersebut ke Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Seggaf Al-Jufri dan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Selengkapnya...

6. Gerindra Mau Kumpulkan Lagi Massa 212, Untuk?

Waketum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan partainya berharap dapat menggelar aksi massa sebanyak Reuni Akbar 212, 2 Desember lalu. Ia mengaku optimistis Gerindra bersama Prabowo mampu menghadirkan massa 212 dalam kampanye terbuka.

Selengkapnya...

7. Insiden Penembakan di Papua, Ini Permintaan Gerindra

Awal bulan ini terjadi insiden penyerangan pekerja Trans Papua oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Nduga. Partai Gerindra pun meminta semua institusi terkait melakukan evaluasi.

Waketum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kasus penembakan puluhan warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua harus menjadi bahan evaluasi semua institusi terkait, mulai dari Polri, TNI, hingga BIN. Selain evaluasi, juga harus masih mencari korban lain yang belum ditemukan.

Selengkapnya...

8. Gerindra Dukung Pernyataan Ma'ruf Amin, Terus Prabowo-Sandiaga?

Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade menyatakan sepakat dengan pernyataan cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin soal banyak al makiyun atau ahli memaki di Indonesia. Menurutnya, bicara sopan dan santun adalah hal penting.

Namun, katanya, ada hal yang lebih penting lagi menjadi politisi atau pemimpin, yakni harus menepati janji. Andre kemudian menyebut sejumlah janji yang dinilainya sudah diingkari pemerintah. Di antaranya utang, impor, dan pengangkatan Jaksa Agung M Prasetyo yang merupakan eks-kader Nasdem.

Selengkapnya...

9. Dituduh Pasang Poster 'Raja Jokowi', Reaksi Gerindra 'Ngeri'

Sejumlah poster 'Raja Jokowi' terpajang hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah. PDIP lantas menuduh kubu sebelah yang mencoba memainkan peran tersebut, sebab pihak PDIP mengaku tak memasang poster tersebut.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan pihaknya atau pun pendukungnya tak mungkin membuat dan memasang poster tersebut lantaran masalah biaya.

Selengkapnya...

10. Geram Dituding Fasilitasi Massa 212, Gerindra Bantah Sediakan Amplop?

Wasekjen DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade membantah telah memfasilitasi massa Reuni 212, baik berupa tempat maupun uang. Ia menyatakan hal tersebut adalah fitnah kejam.

Menurutnya, aksi 212 murni acara umat dan tidak ada hubungannya dengan Gedindra maupun Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ia menekankan bila ada kader atau pengurus partai menghadiri Reuni 212 merupakan sikap pribadi sebagai umat Islam.

Selengkapnya...

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: