Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Posisi Investasi Internasional Indonesia Stabil dan Sehat

BI: Posisi Investasi Internasional Indonesia Stabil dan Sehat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan III 2018 mencatat neto kewajiban sebesar US$297 miliar atau setara dengan 28,5% dari PDB. Angka tersebut menurun dari neto kewajiban pada akhir triwulan sebelumnya yang mencapai US$305,6 miliar atau 29,3% terhadap PDB.

Meskipun ada penurunan, Bank Indonesia menganggap PII Indonesia masih relatif stabil dan sehat. Anggapan tersebut berkenaan dengan catatan rasio neto kewajiban PII Indonesia terhadap PDB yang relatif stabil di kisaran 29%.

“Perkembangan tersebut sejalan dengan peningkatan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN),” jelas Bank Indonesia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (31/12/2018).

Bank Indonesia menjelaskan, posisi KFLN di akhir kuartal III 2018 naik US$1,6 miliar atau 0,3% (qtq) menjadi US$633,6 miliar. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh masuknya modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi lainnya. Selain itu, kenaikan posisi KFLN tersebut juga tertahan oleh faktor penguatan dolar AS terhadap rupiah sehingga terjadi penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

“Posisi AFLN pada akhir triwulan III 2018 naik 0,5% (qtq) atau US$1,5 miliar menjadi US$336,6 miliar. Selain investasi lainnya, peningkatan posisi AFLN juga ditopang oleh oleh transaksi perolehan aset investasi langsung dan investasi portofolio,” tambah BI.

Meskipun menganggap PII Indonesia dalam keadaan yang relatif stabil, Bank Indonesia mengaku tetap waspada terhadap risiko neto kewajiban PII terhadap perekonomian Indonesia.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: